Tokoh ilmu kedokteran dari periode Islam yang terkenal adalah Abu Ali Al-Husayn Ibn Abd Allah Ibn Sina, atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Sina. Dialah yang identik dengan perkembangan ilmu kedokteran pada masa itu.
Ibnu Sina lahir pada tahun 980 M di dekat Bukhara, yang saat ini merupakan wilayah Uzbekistan. Ia mulai meraih reputasinya sebagai seorang fisik dan dokter pada usia yang sangat muda, kurang dari 20 tahun. Ia memiliki kecerdasan dan karisma yang luar biasa, yang memungkinkan dia untuk mengejar kariernya dengan sukses sebelum mencapai usia dewasa.
Sumbangan terbesar Ibnu Sina dalam ilmu kedokteran adalah kitabnya yang berjudul “Al-Qanun fi Al-Tibb” atau yang dikenal dengan “The Canon of Medicine” dalam Bahasa Inggris. Buku ini menjadi referensi utama bagi dokter-dokter di dunia timur dan juga Eropa selama berabad-abad. Buku ini merupakan kompilasi dari pengetahuan medis Yunani, Persia, dan juga Islam. Didalamnya, Ibnu Sina menggabungkan teori, terapi eksperimen dan juga observasinya sendiri dalam sebuah ensiklopedia kedokteran.
Ibnu Sina juga termasuk yang pertama mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai penyakit seperti tuberkulosis dan peritonitis. Dia juga mengenalkan metode observasi klinis dan percobaan dalam diagnosis dan pengobatan. Dia juga merintis teknik karantina untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular.
Peran penting Ibnu Sina dalam ilmu kedokteran Islam dan dunia tidak terbatas pada “Qanun”. Dia juga menulis sekitar 450 karya lainnya dalam berbagai bidang lainnya seperti filsafat, astronomi, musik, psikologi, logika dan juga teologi.
Sumbangan Ibnu Sina tentu saja membantu mendorong ilmu kedokteran selama berabad-abad. Dia membawa pengetahuan Yunani dan Persia ke dunia Arab, dan dari sana ke Eropa, memungkinkan pengetahuan itu untuk berkembang dan bertahan melalui Abad Pertengahan dan ke era modern. Belum lagi penemuan dan metode inovatifnya yang masih digunakan hingga saat ini tanggal. Dia sungguh merupakan salah satu tokoh besar dalam ilmu kedokteran Islam.












