Ilmu

Jujur Itu Fitrah: Faktor-faktor Seseorang Bersikap Syaja’ah

×

Jujur Itu Fitrah: Faktor-faktor Seseorang Bersikap Syaja’ah

Sebarkan artikel ini

Kejujuran telah lama dikenal sebagai salah satu nilai fundamental dalam budaya dan agama di seluruh dunia. Dianggap sebagai fitrah manusia, kejujuran dirasakan sebagai hal dasar yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, tidak jarang kita merasa lega ketika diperlakukan dengan jujur oleh orang lain. Namun, di sisi lain, kita pun akan merasa tidak enak hati jika diperlakukan tanpa kejujuran. Maka dari itu, mari kita telaah faktor-faktor apa saja yang bisa membuat seseorang cenderung untuk bersikap syaja’ah, atau menunjukkan perilaku yang tidak jujur.

Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya di mana seseorang dibesarkan dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap perilaku jujur atau tidak jujur. Budaya yang mendorong untuk bersikap kompetitif dan menang di atas segalanya bisa melahirkan sikap tidak jujur. Sementara di lingkungan yang menekankan pada kejujuran dan integritas, individu lebih cenderung untuk bersikap dan berlaku jujur.

Kekuatan Moral

Kekuatan moral seseorang juga mempengaruhi keputusan untuk bertindak jujur atau tidak. Beberapa orang memiliki keyakinan moral yang kuat sehingga tidak akan mudah tergoda untuk berbuat curang atau tidak jujur. Namun, ada juga yang memiliki kekuatan moral yang lebih rendah dan lebih mudah terpengaruh oleh motivasi eksternal, seperti keuntungan pribadi.

Tekanan Lingkungan

Situasi atau tekanan tertentu dapat mendorong seseorang untuk bertindak tidak jujur. Misalnya, di tempat kerja, jika seseorang merasa bahwa mereka tidak dapat memenuhi target atau standar yang ditetapkan tanpa menggunakan cara-cara curang, mereka mungkin memilih untuk tidak bertindak jujur. Hal ini juga berlaku dalam konteks akademik, seperti tekanan untuk mendapatkan nilai baik dapat mendorong siswa untuk menyalin atau menyontek.

Struktur Psikologis

Faktor lainnya adalah struktur psikologis dan kepribadian individu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan trait psikopat, seperti manipulatif, penipu, dan tidak memiliki rasa empati, lebih cenderung untuk bertindak tidak jujur.

Meski dapat dipahami bahwa beberapa faktor yang disebutkan di atas dapat mendorong seseorang untuk bersikap syaja’ah, itu tidak berarti perilaku tersebut dapat dibenarkan. Sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk membedakan benar dan salah, setiap orang memiliki tanggung jawab untuk selalu memilih jalan kejujuran dan menjadikannya sebagai bagian dari fitrahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *