Informatif

Cara upload website ke hosting cPanel

×

Cara upload website ke hosting cPanel

Sebarkan artikel ini

Anda mungkin sudah memiliki website impian yang telah selesai dikembangkan di komputer lokal Anda. Tampilan sudah keren, fungsionalitas sudah optimal, dan kini tinggal satu langkah lagi: membuatnya “online” agar bisa diakses oleh jutaan orang di seluruh dunia. Tapi, bagaimana sih cara upload website ke hosting cPanel itu?

Jika pertanyaan ini yang berputar di benak Anda, maka Anda berada di tempat yang tepat. Proses mengunggah website ke hosting mungkin terdengar teknis dan menakutkan, apalagi bagi pemula. Namun, saya di sini sebagai mentor Anda, akan memandu langkah demi langkah dengan penjelasan yang mudah dipahami. Percayalah, setelah artikel ini, Anda akan merasa lebih percaya diri untuk membawa website Anda ke dunia maya!

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita pahami sebentar apa itu cPanel. cPanel adalah salah satu panel kontrol hosting yang paling populer dan user-friendly di industri. Ia berfungsi seperti “dashboard” atau “remot kontrol” untuk hosting Anda, memungkinkan Anda mengelola file website, database, akun email, hingga domain dengan antarmuka grafis yang intuitif. Jadi, Anda tidak perlu berurusan dengan perintah-perintah rumit di terminal.

Sekarang, mari kita mulai petualangan Anda meng-online-kan website!

1. Persiapan Sebelum Mengupload Website Anda

Sebelum memulai proses upload, ada beberapa hal krusial yang perlu Anda persiapkan. Ibarat ingin bepergian jauh, tentu ada barang bawaan dan tujuan yang harus jelas, bukan?

A. Kumpulkan File Website Anda

  • Kompresi File: Pastikan semua file website (HTML, CSS, JavaScript, gambar, script PHP, dll.) sudah terkumpul dalam satu folder. Sangat disarankan untuk mengkompres folder ini menjadi format .ZIP atau .TAR.GZ. Ini akan mempercepat proses upload dan menjaga struktur file agar tidak berantakan.

    Contoh pengalaman: Mengupload ribuan file satu per satu bisa memakan waktu berjam-jam dan rentan error. Dengan mengkompresnya, Anda hanya perlu mengupload satu file besar lalu mengekstraknya di cPanel, jauh lebih efisien!

B. Siapkan Database Anda (Jika Website Membutuhkan)

  • Jika website Anda dibangun dengan CMS seperti WordPress, Joomla, atau menggunakan framework yang memerlukan database (misalnya MySQL), Anda perlu mengekspor database dari lingkungan lokal Anda (XAMPP/MAMPP) ke dalam format .SQL.

    File .SQL ini akan kita impor ke hosting Anda nanti. Database adalah ‘otak’ website Anda yang menyimpan semua konten, user, setting, dan data penting lainnya.

C. Informasi Login cPanel Anda

  • Pastikan Anda memiliki URL cPanel Anda (biasanya namadomainanda.com/cpanel atau cpanel.namadomainanda.com), username, dan password yang valid. Informasi ini umumnya diberikan oleh penyedia layanan hosting Anda setelah Anda membeli paket hosting.

2. Memahami Struktur Direktori di cPanel

Setelah login ke cPanel, Anda akan disambut dengan berbagai ikon dan menu. Untuk mengupload file website, Anda perlu masuk ke ‘File Manager’. Di dalamnya, Anda akan melihat struktur folder. Yang paling penting untuk Anda ketahui adalah:

A. Folder public_html

  • Ini adalah direktori utama tempat semua file website yang ingin Anda tampilkan untuk domain utama Anda harus diletakkan. Ketika seseorang mengetikkan domain Anda di browser, secara otomatis mereka akan diarahkan ke konten yang ada di dalam folder public_html ini.

    Analogi: Bayangkan public_html sebagai ruang tamu utama rumah Anda. Semua tamu (pengunjung website) akan masuk dan melihat apa yang ada di ruangan ini.

B. Sub-Direktori atau Sub-Domain

  • Jika Anda ingin mengupload website ke sub-folder (misalnya namadomainanda.com/blog), Anda cukup membuat folder baru di dalam public_html (misal: public_html/blog) dan mengupload file ke sana.

    Untuk sub-domain (misalnya blog.namadomainanda.com), cPanel biasanya akan membuat folder terpisah di luar public_html, atau di dalamnya tergantung konfigurasi. Pastikan Anda mengupload file ke folder yang benar sesuai penamaan sub-domain Anda.

3. Metode Upload File Website Menggunakan File Manager

Ini adalah metode yang paling umum dan mudah untuk sebagian besar pengguna, terutama jika ukuran file website Anda tidak terlalu besar.

  • Langkah 1: Akses File Manager. Login ke cPanel Anda, lalu cari dan klik ikon “File Manager”.

  • Langkah 2: Navigasi ke Direktori yang Tepat. Di File Manager, cari folder public_html dan klik dua kali untuk membukanya. Jika Anda mengupload ke sub-domain atau sub-direktori, navigasikan ke folder yang sesuai.

  • Langkah 3: Unggah File ZIP Anda. Klik tombol “Upload” yang biasanya berada di bagian atas antarmuka File Manager. Sebuah jendela baru akan terbuka. Klik “Select File” atau “Browse” dan pilih file .ZIP website Anda yang sudah Anda siapkan.

    Tunggu hingga proses upload selesai (progress bar akan menunjukkan 100%).

  • Langkah 4: Ekstrak File. Setelah terupload, tutup jendela upload. Anda akan melihat file .ZIP Anda di direktori tersebut. Klik kanan pada file .ZIP tersebut, lalu pilih opsi “Extract”. Masukkan path ekstrak (biasanya /public_html atau biarkan default jika sudah benar) dan klik “Extract Files”.

  • Langkah 5: Hapus File ZIP (Opsional). Setelah semua file berhasil diekstrak, Anda bisa menghapus file .ZIP asli untuk menghemat ruang disk hosting Anda. Klik kanan pada file .ZIP, lalu pilih “Delete”.

    Contoh kasus: Saya pernah mengupload sebuah website e-commerce dengan ratusan gambar. Menggunakan File Manager dengan kompresi ZIP, proses upload dan ekstrak hanya memakan waktu sekitar 10 menit, dibandingkan jika harus mengupload folder demi folder secara manual yang bisa berjam-jam.

4. Metode Upload File Website Menggunakan FTP Client (Alternatif Profesional)

Untuk website dengan ukuran sangat besar, banyak file, atau jika Anda menginginkan kontrol yang lebih, menggunakan FTP (File Transfer Protocol) client seperti FileZilla adalah pilihan yang lebih baik.

  • Langkah 1: Dapatkan Kredensial FTP. Di cPanel Anda, cari bagian “FTP Accounts”. Jika belum ada, Anda bisa membuat akun FTP baru. Anda akan memerlukan Host (biasanya IP server atau ftp.namadomainanda.com), Username, dan Password.

  • Langkah 2: Unduh dan Instal FTP Client. Unduh dan instal FileZilla (atau klien FTP lain) di komputer Anda. Ini adalah software gratis dan sangat populer.

  • Langkah 3: Hubungkan ke Hosting Anda. Buka FileZilla. Masukkan Host, Username, dan Password FTP Anda ke kolom yang tersedia di bagian atas, lalu klik “Quickconnect”.

  • Langkah 4: Upload File. Di panel kiri FileZilla (Local site), navigasikan ke folder website Anda di komputer. Di panel kanan (Remote site), navigasikan ke folder public_html (atau folder sub-domain/sub-direktori yang relevan).

    Pilih semua file dan folder website di sisi kiri, lalu seret dan lepaskan ke sisi kanan (folder public_html). Proses transfer akan dimulai. Ini bisa memakan waktu tergantung ukuran website dan kecepatan internet Anda.

    Tips ahli: Keuntungan FTP adalah jika koneksi terputus di tengah jalan, Anda bisa melanjutkannya nanti tanpa harus mengulang dari awal.

5. Mengimport Database ke cPanel (Jika Website Anda Membutuhkan)

Setelah file website terupload, kini saatnya mengelola “otak” website Anda, yaitu database.

A. Membuat Database Baru

  • Login ke cPanel, cari dan klik ikon “MySQL Databases”.

  • Di bagian “Create New Database”, masukkan nama untuk database Anda (misalnya web_db), lalu klik “Create Database”. Ingat nama lengkapnya (cPanel akan menambahkan prefiks username Anda di depannya).

  • Gulir ke bawah ke bagian “MySQL Users”. Buat user database baru dengan username dan password yang kuat. Klik “Create User”.

  • Gulir lagi ke bawah ke bagian “Add User To Database”. Pilih user yang baru Anda buat dan database yang baru Anda buat, lalu klik “Add”.

  • Pada layar selanjutnya, centang “ALL PRIVILEGES” (semua hak akses), lalu klik “Make Changes”.

    Penting: Catat nama database lengkap, username database, dan password database ini. Anda akan membutuhkannya untuk konfigurasi website Anda.

B. Mengimpor File .SQL

  • Kembali ke halaman utama cPanel, cari dan klik ikon “phpMyAdmin”.

  • Di antarmuka phpMyAdmin, di sisi kiri, klik nama database yang baru Anda buat.

  • Di menu bagian atas, klik tab “Import”.

  • Klik “Choose File” dan pilih file .SQL database Anda yang sudah diekspor dari lokal. Pastikan formatnya .SQL atau .SQL.GZ.

  • Gulir ke bawah dan klik tombol “Go”. Tunggu hingga proses import selesai. Jika berhasil, akan ada pesan konfirmasi.

6. Mengkonfigurasi File Konfigurasi Website Anda

Langkah ini sangat krusial. Website Anda perlu tahu di mana database barunya berada dan bagaimana cara terhubung dengannya.

  • Kembali ke File Manager di cPanel, navigasikan ke folder public_html (atau direktori website Anda).

  • Cari file konfigurasi website Anda. Untuk WordPress, ini adalah wp-config.php. Untuk CMS lain atau custom website, nama filenya mungkin config.php, settings.php, atau sejenisnya.

  • Klik kanan pada file tersebut dan pilih “Edit”. Sebuah editor teks akan terbuka.

  • Cari baris-baris yang mendefinisikan koneksi database dan ubah dengan detail database yang baru saja Anda buat di cPanel:

    • DB_NAME (nama database lengkap)
    • DB_USER (username database)
    • DB_PASSWORD (password database)
    • DB_HOST (ini biasanya localhost, tapi kadang perlu diganti sesuai instruksi hosting jika database berada di server terpisah)

    Contoh dari wp-config.php:

    define('DB_NAME', 'namaprefiks_web_db');
    define('DB_USER', 'namaprefiks_web_user');
    define('DB_PASSWORD', 'passwordku_yang_kuat');
    define('DB_HOST', 'localhost');
  • Setelah selesai, klik tombol “Save Changes” di editor.

  • Untuk WordPress: Jika Anda mengubah domain, Anda juga mungkin perlu memperbarui URL situs di database melalui phpMyAdmin (di tabel wp_options, ubah siteurl dan home) atau menggunakan plugin seperti Better Search Replace.

7. Verifikasi dan Uji Coba Website Anda

Akhirnya! Semua file dan database sudah di tempatnya. Kini saatnya untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.

  • Buka browser web Anda dan ketikkan nama domain Anda.

  • Website Anda seharusnya sudah muncul! Jelajahi setiap halaman, klik semua tautan, isi formulir, dan pastikan semua fungsionalitas bekerja dengan benar.

  • Jika ada masalah (misalnya halaman tidak ditemukan, gambar tidak muncul, atau error database), kembali dan periksa kembali langkah-langkah di atas, terutama pengaturan koneksi database dan lokasi file.

  • Penting untuk membersihkan cache browser Anda atau mencoba mengakses website dari mode incognito/private untuk memastikan Anda melihat versi terbaru dari website yang sudah online.

Tips Praktis Menerapkan Cara upload website ke hosting cPanel

Agar proses upload Anda berjalan lancar dan minim masalah, berikut adalah beberapa tips dari saya sebagai pakar:

  • Selalu Backup! Sebelum melakukan perubahan besar atau upload, selalu buat backup lengkap dari website lokal Anda dan/atau hosting Anda. Ini adalah “jaring pengaman” terbaik.

  • Periksa Izin File (Permissions): Kadang, website tidak berfungsi karena izin file/folder yang salah. Biasanya, file harus 644 dan folder 755. Anda bisa mengubahnya melalui File Manager.

  • Gunakan HTTPS (SSL): Setelah website online, segera aktifkan SSL (jika hosting Anda menyediakannya, banyak yang gratis melalui Let’s Encrypt). Ini penting untuk keamanan dan SEO.

  • Perhatikan Versi PHP: Pastikan versi PHP di hosting Anda kompatibel dengan website Anda. Anda bisa mengubahnya di cPanel melalui “Select PHP Version” atau “MultiPHP Manager”.

  • Bersihkan Cache: Browser Anda mungkin menyimpan versi lama website Anda. Bersihkan cache browser atau gunakan mode penyamaran untuk melihat perubahan terbaru.

  • Cek Error Log: Jika website Anda mengalami masalah, cPanel memiliki fitur “Error Log” yang bisa membantu Anda mendiagnosis akar masalahnya.

FAQ Seputar Cara upload website ke hosting cPanel

Q: Kenapa website saya tidak muncul setelah upload atau malah blank?

A: Ada beberapa kemungkinan:

  1. File tidak diupload ke direktori yang benar (public_html).
  2. Kesalahan pada file konfigurasi website (misalnya koneksi database salah).
  3. Database belum diimpor atau username/password database salah.
  4. Izin file (permissions) yang tidak tepat.
  5. Cache browser Anda masih menampilkan versi lama.

Cek kembali langkah 2, 5, 6, dan 7, serta tips praktis tentang izin file.

Q: Apa perbedaan mengupload via File Manager dan FTP? Kapan saya harus pakai yang mana?

A: File Manager lebih praktis untuk file ZIP berukuran sedang dan mudah digunakan langsung dari browser. FTP (seperti FileZilla) lebih cocok untuk website dengan banyak file, ukuran besar, atau saat Anda membutuhkan fitur antrean transfer dan kontrol lebih. Jika website Anda kecil hingga menengah, File Manager sudah cukup.

Q: Apakah saya perlu mengupload semua file instalasi CMS (misalnya WordPress) dari awal?

A: Tidak perlu. Jika Anda sudah memiliki website WordPress yang berjalan di lokal dan sudah mengekspor database-nya, Anda cukup mengupload file-file website yang ada di folder root instalasi WordPress Anda (misalnya wp-content, wp-includes, wp-admin, dan semua file PHP di root) serta mengimpor database.

Q: Bagaimana jika saya tidak sengaja mengupload file ke folder yang salah?

A: Jangan khawatir! Di File Manager, Anda bisa dengan mudah memindahkan (Move) file atau folder ke lokasi yang benar. Cukup klik kanan pada file/folder, pilih ‘Move’, lalu tentukan path tujuan yang baru.

Q: Bisakah saya mengupload website tanpa database?

A: Tentu saja! Jika website Anda adalah website statis (hanya terdiri dari file HTML, CSS, JavaScript, dan gambar tanpa menggunakan CMS atau script sisi server yang memerlukan database), maka Anda tidak perlu melalui langkah pembuatan dan import database. Cukup upload file-file website Anda ke public_html dan pastikan file indeks (misalnya index.html) ada di sana.

Kesimpulan

Selamat! Anda telah memahami secara mendalam cara upload website ke hosting cPanel, sebuah keahlian dasar yang sangat penting di dunia digital. Dari persiapan file, memahami struktur direktori, menggunakan File Manager atau FTP, hingga mengelola database dan mengkonfigurasi file, setiap langkah adalah bagian penting dari proses membawa visi digital Anda menjadi kenyataan yang bisa diakses publik.

Ingat, praktik adalah kunci. Mungkin awalnya terasa rumit, namun dengan pengalaman, Anda akan menjadi semakin mahir. Jangan ragu untuk mencoba dan bereksperimen. Kini, Anda memiliki semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghadirkan website Anda ke internet.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera terapkan ilmu ini, dan buat website Anda bersinar di dunia maya. Selamat mengupload dan semoga berhasil!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *