Budaya

Mengapa Teks yang Mengisahkan Raja Marong Mahawangsa Pada Bagian Sebelumnya Tergolong Hikayat

×

Mengapa Teks yang Mengisahkan Raja Marong Mahawangsa Pada Bagian Sebelumnya Tergolong Hikayat

Sebarkan artikel ini

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra lama Melayu yang memiliki ciri khas tersendiri. Sebagai genre sastra Melayu, hikayat memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari genre sastra lainnya. Terkait dengan teks yang mengisahkan Raja Marong Mahawangsa, ini tergolong dalam hikayat karena memenuhi beberapa karakteristik dari hikayat itu sendiri.

Karakteristik Hikayat

Perlu kita pahami terlebih dahulu karakteristik dari hikayat. Sebuah teks dapat dikategorikan sebagai hikayat jika memenuhi aspek-aspek berikut:

  1. Berasal dari Masyarakat Melayu: Hikayat adalah bagian dari sastra lama Melayu. Oleh karena itu, teks yang berasal dari masyarakat Melayu dan memperlihatkan budaya Melayu dapat dikategorikan sebagai hikayat.
  2. Menceritakan Kisah Heroik atau Kisah Sejarah Mengenai Kerajaan: Hikayat seringkali menceritakan kisah heroik atau sejarah kerajaan. Apabila teks menceritakan kisah tentang Raja atau kerajaan, besar kemungkinan teks tersebut adalah hikayat.
  3. Fiktif: Meski sering berdasarkan sejarah atau legenda nyata, hikayat seringkali berisi unsur-unsur fiktif dan mengandung simbol-simbol.
  4. Memiliki Fungsi Moral dan Pendidikan: Hikayat umumnya memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan moral atau pendidikan kepada pembaca atau pendengarnya.

Mengacu pada poin-poin di atas, kita dapat melihat bahwa teks yang mengisahkan Raja Marong Mahawangsa memenuhi kriteria tersebut.

Hikayat Raja Marong Mahawangsa

Teks yang mengisahkan Raja Marong Mahawangsa menjelaskan sejarah kerajaan dan kehidupan Raja, yang sesuai dengan kriteria hikayat. Teks tersebut menceritakan sejarah Kerajaan kedah sehingga memenuhi syarat sebagai hikayat.

Selain itu, teks tersebut juga dipenuhi dengan unsur-unsur fiktif dan simbol-simbol khas Melayu, seperti perjuangan Raja Marong Mahawangsa melawan raksasa dan binatang buas lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa teks tersebut lebih dari sekadar catatan sejarah, tetapi juga hikayat yang berisi unsur-unsur imaginatif dan simbolik.

Fungsi moral dan pendidikan juga tampak dalam teks tersebut. Kisah Raja Marong Mahawangsa seringkali dijadikan sebagai pelajaran tentang keberanian, keadilan, dan kepemimpinan.

Dengan demikian, berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, teks yang mengisahkan Raja Marong Mahawangsa pada bagian sebelumnya tergolong dalam hikayat. Dalam konteks ini, hikayat berfungsi tidak hanya sebagai cerita fiktif, tetapi juga sebagai media pengajaran dan pendidikan dalam masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *