Ilmu

Apakah Tema yang Diangkat Faktual dan Tidak Menyinggung SARA?

×

Apakah Tema yang Diangkat Faktual dan Tidak Menyinggung SARA?

Sebarkan artikel ini

Tema dalam sebuah karya, baik itu buku, film, artikel, atau bentuk media lain, merupakan inti dari isi tersebut. Tema adalah ide pokok yang menjadi ‘jiwa’ dari karya tersebut. Dalam penentuan tema, biasanya berkaitan langsung dengan pengalaman, pengetahuan, dan sikap penulis atau pembuat karya. Hal ini membuat pemahaman dan interpretasi tema menjadi krusial dalam memahami suatu karya dalam keseluruhan konteksnya.

Penggunaan tema yang faktual berarti penulis atau pembuat karya memberikan informasi berdasarkan fakta yang bisa ditelusuri kebenarannya. Adanya faktualitas dalam tema karya sangat penting untuk menjaga kredibilitas penulis serta membantu pembaca atau pemirsa dalam mendapatkan pemahaman yang benar terhadap suatu topik atau isu. Faktual berarti memiliki dasar yang objektif dan tidak dibuat-buat.

Namun, faktualitas dalam suatu tema tidak secara otomatis menjamin bahwa tema tersebut tidak akan menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Tema yang diangkat bisa saja berpotensi menyinggung SARA, meski berdasarkan fakta yang ada.

Pada kenyataannya, tidak semua fakta dapat diterima dengan baik oleh setiap orang, terutama jika fakta tersebut berkaitan dengan isu-isu sensitif seperti SARA. Bagi sebagian orang, fakta tersebut bisa jadi dianggap menyinggung, bahkan meski penulis atau pembuat karya tidak memiliki niat untuk demikian. Hal ini karena persepsi dan penerimaan setiap individu terhadap suatu informasi sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial, budaya, agama, dan pengalaman pribadi masing-masing.

Oleh karena itu, dalam menentukan tema, penulis atau pembuat karya perlu memiliki pertimbangan yang cermat dan hati-hati. Selain memastikan tema yang diangkat berdasarkan pada fakta, penulis juga perlu memperhatikan aspek sensitivitas dan toleransi dari audiens yang dituju. Selalu berusaha untuk menjaga agar tema yang diangkat tidak menyinggung SARA menjadi satu diantara cara untuk menghormati keragaman dan menjaga kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.

Jadi, jawabannya apa? Semua tergantung pada bagaimana penulis atau pembuat karya mempertimbangkan faktualitas dan sensitivitas dalam tema yang diangkat. Tidak ada jawaban pasti, tetapi selalu ada ruang untuk berusaha menghasilkan karya yang berbasis fakta dan menghargai keragaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *