Aqidah sebagai Pilar Sendi Kehidupan Beragama
Dalam keragaman hidup manusia, praktik keagamaan memegang peranan penting dan seringkali membentuk inti dari keyakinan dan perilaku individu. Aqidah, dari kata bahasa Arab yang berarti ‘mengikat’ atau ‘tetap’, adalah dasar dari semua bentuk kepercayaan beragama. Tujuannya adalah menciptakan rasa keterikatan dan kejelasan tentang apa yang diyakini dan diterima sebagai kebenaran.
Aqidah, sebagai pokok ajaran dalam agama, bisa dianggap sebagai pilar utama kehidupan beragama. Ia menuntun perilaku dan tindakan seorang penganut dan memberi arah dan tujuan dalam hidup mereka. Tanpa aqidah, kehidupan beragama bisa menjadi tidak berarah dan kosong.
Dalam konteks ini, aqidah membantu dalam memahami dan merespon dunia sekitar kita. Seorang penganut agama mungkin akan menggunakan aqidahnya sebagai lensa melalui mana mereka melihat dan memahami dunia. Mereka juga mungkin menggunakan aqidah sebagai landasan untuk nilai-nilai mereka dan dalam membuat keputusan moral dan etis.
Sikap terhadap Perubahan-perubahan Budaya di Era Sekarang
Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan budaya di era sekarang telah menjadi semakin cepat dan kompleks, sebagian besar disebabkan oleh perkembangan teknologi dan komunikasi. Budaya tidak lagi statis, tetapi terus berkembang dan berubah seiring perkembangan zaman.
Dalam menghadapi perubahan-perubahan ini, sikap yang perlu kita adopsi adalah terbuka dan menerima perubahan, namun tetap mempertahankan nilai-nilai dasar kita, termasuk nilai-nilai aqidah kita. Ini bukan berarti harus menolak semua perubahan budaya, tetapi lebih kepada mencari keseimbangan antara memeluk perubahan dan mempertahankan identitas dan prinsip kita.
Hidup di era modern ini memang memberikan banyak tantangan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Dengan memahami dan mencoba menyesuaikan diri dengan perubahan budaya, kita dapat dengan lebih baik memahami dunia kita, merasa lebih terhubung dengan masyarakat yang lebih luas, dan pada akhirnya dapat memantapkan aqidah kita di tengah-tengah perubahan itu.
Sebagai penutup, penting untuk selalu melihat perubahan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai ancaman bagi aqidah kita. Dengan sikap yang terbuka dan menerima, kita bisa menavigasi perubahan budaya tanpa mengorbankan kepercayaan dan aqidah kita.