InformatifSosial

Berikut Ini yang Tidak Termasuk Isi dari Perjanjian Bongaya

×

Berikut Ini yang Tidak Termasuk Isi dari Perjanjian Bongaya

Sebarkan artikel ini

Perjanjian Bongaya merupakan bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 18 November 1667 antara Sultan Hasanuddin dari Gowa dan Perusahaan Hindia Timur (VOC). Sebagai seorang sejarawan atau siswa yang belajar sejarah, memahami isi dari Perjanjian Bongaya sangat penting. Namun, tidak sedikit pihak yang kerap mengalami kesalahan dalam memahami apa yang sebenarnya menjadi inti dari perjanjian historis ini. Melalui artikel ini, kita akan membahas beberapa hal yang seringkali disalahpahami sebagai isi dari Perjanjian Bongaya.

  1. Penyerahan kekuasaan secara total kepada VOC: Meskipun Sultan Hasanuddin menyetujui untuk memberikan pengakuan atas monopoli dagang VOC, dia tidak menyerahkan seluruh kekuasaannya secara total kepada VOC. Beliau masih memegang kendali atas internal kerajaannya.
  2. Keberadaan Perjanjian Bongaya sebagai akhir dari perjuangan Sultan Hasanuddin: Salah satu kesalahpahaman umum lainnya adalah menganggap perjanjian ini sebagai akhir dari perjuangan Sultan Hasanuddin. Sebenarnya, Sultan Hasanuddin terus melanjutkan perjuangan melawan VOC meskipun perjanjian sudah ditandatangani.
  3. Tidak ada pengakuan dari pihak VOC terhadap kekuasaan Sultan Hasanuddin atau Kerajaan Gowa: Perjanjian Bongaya tidak hanya menguntungkan pihak VOC, tetapi juga Sultan Hasanuddin. Dalam perjanjian tersebut, VOC mengakui kekuasaan Sultan Hasanuddin sebagai penguasa Gowa. Meski begitu, hal ini seringkali terabaikan dalam banyak penjelasan yang kurang akurat mengenai isi perjanjian.
  4. Isi perjanjian hanya berkaitan dengan perdagangan: Bukan hanya perdagangan, perjanjian ini juga mengandung hal lain seperti pembagian wilayah kekuasaan. Sultan Hasanuddin menerima wilayah-wilayah tertentu yang menguntungkan bagi Gowa, sementara VOC mendapatkan wilayah lainnya.

Dengan pemahaman yang benar dan akurat, kita dapat lebih menghargai pentingnya Perjanjian Bongaya dalam konteks sejarah bangsa kita. Penting untuk selalu melakukan penelitian dan pembelajaran yang mendalam agar kita tidak mudah terjebak dalam kesalahpahaman atau misinterpretasi tentang peristiwa bersejarah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *