Putu Wijaya adalah nama pena yang akrab di kalangan pecinta sastra Indonesia. Dikenal dengan fiksi yang penuh warna dan pesan kuat, Putu Wijaya juga telah memberikan banyak karya yang tidak hanya dipahami, tetapi juga dirasakan oleh pembacanya. Salah satu karya fenomenalnya adalah “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-kata”. Karya ini mengajak pembaca untuk merasakan dan mengalami perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Tema
Tema utama dalam karya ini adalah perihal perasaan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam dan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Putu Wijaya dengan perkataan yang sederhana namun penuh makna, berusaha menggambarkan bagaimana perasaan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam bisa membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk berbicara dan menyuarakan apa yang dirasakannya.
Perkembangan Karakter
Putu Wijaya menunjukkan karakter yang unik dan kompleks dalam karya ini. Melalui kisahnya, ia melukiskan bagaimana seseorang dapat merasa kecewa dan sedih hingga batas di mana mereka tidak dapat lagi menyampaikan perasaan mereka dengan kata-kata. Lihatlah cara main tokohnya bergerak dalam kisah, melawan dan menentang batasan-batasan yang disebabkan oleh perasaan mendalam mereka, memunculkan rasa empati dari pembaca.
Pesan Utama
Pesan utama yang disampaikan Putu Wijaya melalui karya ini adalah betapa pentingnya menghadapi dan mengekspresikan perasaan kita, terutama yang menyakitkan seperti kekecewaan dan kesedihan. Meskipun sulit, dia menunjukkan pentingnya berbagi dan merasakan bersama, bukan menyimpan perasaan tersebut sendirian di dalam hati.
Perlu diingat, kekecewaan dan kesedihan adalah bagian dari kehidupan. Mereka berfungsi sebagai reminder bahwa hidup tidak selalu tentang kebahagiaan. Melalui karya ini, Putu Wijaya mengingatkan kita untuk bukan hanya menerima kekecewaan dan kesedihan sebagai bagian dari hidup, tetapi juga mampu mengungkapkannya, bahkan ketika kata-kata tampak tidak cukup.
Penutup
Putu Wijaya melalui karya “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-kata” telah berhasil merangkul pembaca dalam pengalaman bersama yang universal; merasakan kesedihan dan kekecewaan yang begitu berat sehingga kata-kata tak lagi mampu mengungkapkannya. Meski begitu, ia tetap mengajak kita untuk terus berusaha mengekspresikan perasaan kita, mencari dan memberikan dukungan agar kita tidak pernah merasa sendiri dalam menghadapi cobaan hidup.












