Munculnya kehidupan baru selalu menjadi topik yang menarik untuk ditelusuri, apalagi jika kita berbicara tentang proses reproduksi hewan. Salah satu fenomena yang cukup memikat dan sering menjadi subjek penelitian adalah proses fertilisasi di luar tubuh atau yang sering dikenal sebagai fertilisasi eksternal. Metode reproduksi ini umum ditemukan pada beberapa kelompok hewan yang hidup di lingkungan air. Berikut ini beberapa contoh hewan yang melakukan fertilisasi di luar tubuh:
1. Ikan
Ikan merupakan salah satu contoh hewan yang melakukan fertilisasi eksternal. Beberapa spesies ikan, seperti ikan mas dan ikan salmon, melepaskan sel telur dan sperma mereka ke dalam air. Sel telur yang telah dikeluarkan oleh betina akan dibuahi oleh sperma yang dikeluarkan oleh jantan di dalam air. Proses ini memungkinkan fertilisasi terjadi di luar tubuh hewan.
2. Amfibi
Amfibi, seperti katak dan salamander, juga melakukan fertilisasi eksternal. Selama musim kawin, katak betina akan melepaskan sel telurnya ke dalam air. Kemudian, katak jantan akan melepaskan sperma mereka ke air yang sama, memungkinkan spermatozoa berenang menuju sel telur dan membuahi mereka.
3. Bintang Laut
Bintang laut juga melakukan fertilisasi eksternal. Saat musim kawin, bintang laut betina dan jantan akan melepaskan sel telur dan sperma mereka ke dalam air. Sel telur dan sperma akan bertemu dan berfertilisasi di dalam air.
4. Moluska
Moluska, seperti tiram dan kerang, juga melakukan fertilisasi eksternal. Selama musim kawin, tiram dan kerang betina akan melepaskan sel telurnya ke dalam air. Tiram dan kerang jantan juga akan melepaskan sperma mereka ke dalam air yang sama, memungkinkan fertilisasi terjadi.
Fertilisasi eksternal memiliki beberapa kelebihan, termasuk jumlah keturunan yang banyak dan proses seleksi alam yang lebih dinamis. Namun, metode ini juga memerlukan banyak energi dan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap predasi atau kerusakan lingkungan. Selain itu, dibandingkan dengan fertilisasi internal, tingkat keberhasilan fertilisasi eksternal cenderung lebih rendah karena tergantung pada kondisi lingkungan.












