Cerpen, atau cerita pendek, adalah wujud dari kesusastraan yang memiliki karakteristik tersendiri. Tak seperti bentuk sastra yang lain seperti novel, drama, atau puisi, cerpen memiliki ruang dan kedalaman yang unik, namun tetap mempertahankan esensi cerita didalamnya. Pada dasarnya, cerpen adalah sebuah pernyataan seni dalam bentuk cerita yang disingkat.
Cerpen termasuk dalam karya sastra yang berupa prosa. Prosa dirumuskan sebagai bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa yang diucapkan atau ditulis secara bebas dan spontan, berbeda dengan puisi yang menggunakan irama, rima, dan metrum sebagai unsur penanda. Prosa biasanya memiliki alur cerita yang jelas dengan rangkaian peristiwa yang terus berkembang.
Ada beberapa aspek yang membuat cerpen dikelompokkan sebagai prosa:
- Penceritaan: Cerpen biasanya memiliki alur cerita yang jelas dan membawa pembaca melalui rangkaian peristiwa. Walaupun disingkat, cerpen tetap menyajikan konflik dan resolusi yang memuaskan.
- Struktur: Seperti prosa lainnya, cerpen memiliki struktur yang terdiri dari pengenalan, perkembangan cerita, klimaks, dan resolusi.
- Bahasa: Bahasa yang digunakan dalam cerpen adalah bahasa bebas dan spontan, mirip dengan cara kita berbicara sehari-hari. Ini berbeda dengan puisi yang umumnya memiliki struktur dan pola bahasa yang lebih ketat.
- Karakter dan Latar: Dalam cerpen, penulis biasanya mengembangkan karakter dan latar dengan detail yang cukup, namun tidak sekompleks novel.
Dalam bentuknya yang sederhana, cerpen mengandung esensi dari cerita lengkap, dituangkan dalam prosa yang jernih dan padat. Cerpen merupakan medium yang efektif bagi penulis untuk menyampaikan ide, perasaan, dan pikiran mereka tentang kehidupan dan dunia sekitarnya.
Jadi, jawabannya apa? Cerpen, dari bentuknya, termasuk dalam karya sastra yang berupa prosa. Cerpen adalah wujud seni dalam cerita yang disingkat, mengandung esensi cerita lengkap dalam struktur prosa yang efisien dan padat.