Sebagai makhluk yang memiliki akal dan memiliki masa hidup yang terbatas, manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk mencoba memahami dan menyiapkan diri menghadap kematian. Memikirkan tentang kematian mungkin mengejutkan dan tidak nyaman bagi sebagian kita, namun pengetahuan bahwa setiap helaan napas kita adalah langkah lebih dekat pada akhir perjalanan kita di dunia ini, memaksa kita untuk merenung dan menyelidiki apa yang kita perlukan untuk menghadapinya. Salah satu bekal penting yang ditekankan dalam berbagai ajaran agama dan filosofi adalah pentingnya amal saleh.
Amal Saleh Sebagai Bekal
Amal saleh, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai tindakan baik yang benar menurut aturan agama dan norma moral, sering disebut sebagai ‘bekal’ dalam perjalanan setelah kematian. Konsep ini bukanlah hal baru dan telah diterima luas dalam berbagai agama dan budaya. Amal saleh dalam konteks ini dapat berarti berbagai bentuk, mulai dari berbuat baik kepada sesama, beribadah, hingga melakukan tugas dan tanggung jawab kita sebaik mungkin.
Dalam banyak agama, konsep amal saleh tidak hanya berkaitan dengan pengabdian kepada Tuhan, tapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan sesama manusia dan alam. Banyak tradisi agama percaya bahwa amal saleh kita di dunia ini akan mempengaruhi posisi kita di kehidupan berikutnya, atau setidaknya memberi kita pengetahuan dan kedamaian untuk menghadapinya.
Kesiapan Menghadap Kematian
Mengapa amal saleh menjadi penting dalam menghadapi kematian? Karena ia memberikan makna atas apa yang telah kita lakukan sepanjang hidup kita. Bagi beberapa orang, amal saleh memberikan rasa manfaat dan tujuan hidup, dan membantu mereka merasa tenang dalam menghadapi akhir hidup. Selain itu, banyak yang percaya bahwa amal saleh adalah cara kita memberikan kontribusi positif pada dunia, dan ini adalah sesuatu yang akan tetap ada dan diingat bahkan setelah kita tiada.
Jadi, salah satu cara untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian adalah dengan menimbun sebanyak mungkin “bekal” dalam bentuk amal saleh ini. Ini bukan berarti harus hidup dalam ketakutan dan ketegangan terus-menerus tentang akhirat, melainkan mengambil kehidupan satu hari dalam satu kali, berusaha sebaik mungkin untuk melakukan yang baik dan betul, dan mempercayai bahwa setiap tindakan baik kita tidak akan sia-sia.
Kesimpulan
Menjadi manusia berarti kita harus menghadapi kenyataan bahwa hidup ini tidak kekal. Namun, dengan memiliki bekal berupa amal saleh, kita dapat menghadapi kematian dengan hati yang lebih tenang. Tindakan baik yang kita lakukan di dunia ini tidak hanya memberikan manfaat kepada orang lain, tapi juga membantu kita dalam mempersiapkan diri untuk tahap berikutnya dalam perjalanan hidup.