Kekacauan politik di Indonesia bukanlah hal yang baru, banyak sejarah yang mencatat pergolakan dan pergantian kepemimpinan di berbagai kerajaan yang pernah ada di Nusantara. Salah satunya adalah kerajaan Tidore. Pada tahun 1780, Kerajaan Tidore mengalami pergolakan besar yang mengakibatkan pergantian tahta. Tokoh utama dalam pertukaran kekuasaan ini adalah Sultan Nuku.
Sultan Nuku
Lahir dengan nama asli Muhammad al-Mabus Amiruddin Syah, Sultan Nuku adalah tokoh utama dalam pergolakan dan pergantian tahta di Kerajaan Tidore pada tahun 1780. Beliau adalah putra dari Sultan Jalaluddin, yang merupakan raja Tidore saat itu. Bagi banyak orang, dia dikenal sebagai lambang perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Pergolakan dan Pergantian Tahta
Awal pergolakan dan pergantian tahta di Kerajaan Tidore dimulai ketika VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) atau East India Company memilih saudara Sultan Nuku, Kamaluddin, sebagai Sultan Tidore. VOC saat itu tengah memanfaatkan strategi “devide et impera” atau memecah belah dan menguasai. Sultan Nuku tidak menerima keputusan itu dan mulai melancarkan perlawanan terhadap VOC dan saudaranya, Sultan Kamaluddin.
Perlawanan Sultan Nuku tidak hanya dilakukan secara fisik tetapi juga melalui diplomasi. Dia berkali-kali mengirim utusan ke Batavia, tempat pusat pemerintahan VOC, meminta agar VOC mengakui kekuasaannya sebagai Sultan Tidore. Namun, upaya-upaya ini ditolak oleh VOC.
Puncak pergolakan dan pergantian tahta di Kerajaan Tidore terjadi pada tahun 1784, ketika Sultan Nuku berhasil mengalahkan pasukan VOC dan memaksa Sultan Kamaluddin mengungsi. Setelah perang panjang dan berdarah, Sultan Nuku akhirnya diakui sebagai Sultan Tidore, posisi yang dipegangnya selama dua puluh tahun ke depan.
Kesimpulan
Sultan Nuku adalah tokoh penting dalam pergolakan dan pergantian tahta di Kerajaan Tidore pada tahun 1780-an. Sikapnya yang berani dan pantang menyerah terhadap VOC membuktikan bahwa ia adalah seorang pemimpin yang ingin melindungi rakyat dan kerajaanya dari intervensi asing. Meski harus menghadapi banyak tantangan dan rintangan, perjuangannya untuk mempertahankan tahta dan kemerdekaan akhirnya membuahkan hasil.