Gaya antarmolekul adalah gaya tarik-menarik yang terbentuk antara satu molekul dengan molekul lainnya. Gaya ini bertindak sebagai ligan yang menahan molekul-molekul bersama dan memberikan banyak sifat fisik dan kimia yang kita lihat dalam suatu bahan. Salah satu contoh senyawa yang memiliki gaya antarmolekul adalah molekul asam klorida (HCl).
Sebagai suatu senyawa ionik, interaksi antara molekul HCl dengan molekul HCl lainya lebih dikenal dengan istilah gaya antarmolekul dipol-dipol. Gayanya ini sering disebut juga sebagai gaya Van der Waals. Van der Waals dipol-dipol merupakan gaya yang lebih lemah ketimbang ikatan kovalen atau ikatan ionik, namun cukup kuat untuk mempengaruhi berbagai sifat fisika seperti titik didih, titik leleh, dan volatilitas suatu zat.
Molekul HCl adalah molekul polar karena terdapat perbedaan elektronegativitas antara atom hidrogen dan atom klorin. Elektronegativitas atom klorin yang lebih besar menghasilkan muatan negatif parsial di sekitaran atom klorin, sementara atom hidrogen memiliki muatan positif parsial. Dalam suatu larutan atau fase gas, molekul-molekul HCl akan berorientasi sedemikian rupa sehingga ujung positif satu molekul berdekatan dengan ujung negatif molekul lain. Gaya tarik menarik ini antara kutub positif dan negatif molekul-molekul HCl itulah yang dikenal sebagai gaya antarmolekul dipol-dipol atau gaya Van der Waals.
Jadi, jawabannya apa? Gaya yang terjadi antara molekul HCl dengan molekul HCl lain disebut sebagai gaya antarmolekul dipol-dipol atau lebih dikenal dengan nama gaya Van der Waals. Gaya ini sangat penting dalam memahami berbagai sifat fisik dan kimia suatu zat, serta memahami interaksi yang terjadi di tingkat molekuler dalam berbagai situasi ilmiah dan sehari-hari.