Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering kali dihadapi oleh hampir semua negara di dunia. Dengan kata lain, inflasi adalah peningkatan terus menerus dari harga barang dan jasa. Walaupun dianggap sebagai bagian “normal” dari ekonomi, inflasi memiliki sejumlah dampak tertentu terhadap berbagai aspek, salah satunya adalah minat orang untuk menabung. Mari kita jelaskan dampak inflasi terhadap minat orang untuk menabung.
Pengertian Tabungan
Sebelum kita melangkah lebih jauh, penting untuk memahami apa itu tabungan. Dalam konteks ekonomi, tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi dan disimpan untuk penggunaan di masa depan. Orang biasanya menabung dengan tujuan untuk mempersiapkan kebutuhan mendesak atau jangka panjang, seperti pendidikan, pernikahan, pensiun, dan sebagainya.
Dampak Inflasi terhadap Tabungan
Inflasi memiliki dua dampak utama terhadap minat orang untuk menabung, yaitu:
- Erosi Nilai Uang: Ketika terjadi inflasi, daya beli uang akan menurun. Misalnya, jika inflasi sebesar 5%, berarti uang sebesar Rp 100.000 yang Anda tabung tahun ini hanya akan bernilai sekitar Rp 95.000 tahun depan. Ini berarti bahwa inflasi secara langsung merusak nilai tabungan Anda.
- Menurunkan Minat Untuk Menabung: Akibat penurunan daya beli uang, masyarakat cenderung lebih memilih untuk menghabiskan uang mereka daripada menabung. Dengan kata lain, inflasi membuat orang merasa bahwa uang lebih baik digunakan sekarang daripada disimpan untuk digunakan di masa mendatang.
Penutup
Pada dasarnya, inflasi berfungsi sebagai hambatan bagi orang untuk menabung. Mengapa? Karena inflasi mengurangi daya beli uang dan secara tidak langsung menggerogoti nilai tabungan. Jadi, meskipun menabung adalah sesuatu yang penting, keputusan untuk menabung juga harus mempertimbangkan faktor inflasi. Hal ini memperlihatkan pentingnya memahami kondisi ekonomi dan juga memanfaatkan instrumen-instrumen keuangan yang dapat membantu melindungi nilai tabungan dari dampak inflasi.












