Tanaman kacang ercis, juga dikenal sebagai Pisum sativum, telah digunakan secara ekstensif dalam studi genetika, terutama oleh ilmuwan Gregor Mendel, yang terkenal karena pekerjaan awalnya dalam mewariskan sifat pada tanaman ini. Untuk memahami sifat dominan dan resesif pada tanaman ini, penting bagi kita untuk memahami konsep-konsep genetika ini.
Sifat adalah karakteristik yang dapat diwarisi dan yang bervariasi di antara individu, seperti warna biji atau bentuk polong pada tanaman kacang ercis. Sifat ini ditentukan oleh gen. Dalam set gen, satu mungkin dominan sedangkan yang lain mungkin resesif. Gen dominan adalah gen yang diwarisi dari orang tua kepada anak dan secara fenotipik tampak pada individu bahkan jika hanya satu salinan yang ada. Gene resesif adalah gen yang hanya tampak dalam fenotipe individu apabila kedua salinannya ada.
Dalam soal ini, kita diberitahu bahwa sifat dominan dari tanaman kacang ercis adalah memiliki biji berwarna kuning dan memiliki polong yang rata. Hal ini berarti bahwa jika tanaman memiliki gen untuk biji kuning dan polong rata, maka sifat ini akan tampak bahkan jika mereka juga memiliki gen resesif.
Mengacu pada hukum Mendel, jika sifat dominan pada tanaman kacang ercis adalah biji berwarna kuning dan polong rata, maka sifat resesifnya harus berlawanan. Jadi, dalam hal ini, sifat resesif tanaman kacang ercis akan biji berwarna hijau dan polong keriput.
Ini hanyalah simpulan berdasarkan informasi umum tentang penelitian Mendel dan sifat dominan dan resesif. Perlu dicatat bahwa genetika adalah bidang yang sangat kompleks dan detil dapat bervariasi tergantung pada spesies dan konteks genetik tertentu.