Karya sastra adalah salah satu bentuk seni yang berfokus pada penggunaan bahasa untuk mengekspresikan ide, emosi, peristiwa, atau suasana hati. Di dalam karya sastra, unsur-unsur seperti ruang, waktu, dan suasana peristiwa sangat penting untuk membantu pembaca memahami konteks, pembacaan, dan menafsirkan kisah tersebut. Unsur-unsur ini membentuk kerangka substansial yang membantu membangun cerita menjadi lebih hidup dan juga berfungsi untuk menambah kedalaman dan makna kepada cerita itu sendiri.
Ruang dan Waktu dalam Karya Sastra
Aspek ruang dan waktu dalam sastra sering kali disebut sebagai “setting” atau latar. Setting dapat mencakup tempat dan waktu suatu peristiwa terjadi, serta kondisi sosial, ekonomi, dan politik saat itu. Unsur ini sangat penting karena tanpa penentuan waktu dan ruang, cerita mungkin tidak akan membuat sense atau bahkan bisa menjadi membingungkan.
Ruang adalah latar tempat di mana peristiwa dalam cerita berlangsung. Ini bisa berupa negeri khayalan, kota asli, benua, planet, rumah, hutan, atau lokasi lainnya yang dapat diimajinasikan. Ruang ini tidak hanya mencakup lokasi fisik, tetapi juga melibatkan nuansa atau elemen psikologis yang dipengaruhi oleh latar tersebut.
Sementara itu, waktu mencakup periode dalam sejarah, tahun, musim, hari, dan saat dalam sehari saat peristiwa-peristiwa berlangsung. Waktu ini bisa sesuai dengan waktu nyata, atau bisa jadi waktu yang diciptakan oleh penulis yang berjalan lebih cepat, lebih lambat, atau bahkan berhenti sama sekali.
Suasana Peristiwa dalam Karya Sastra
Sedangkan suasana atau “mood” dalam peristiwa di dalam karya sastra biasanya dijelaskan melalui penggunaan adab, gaya bahasa, dan teknik penulisan pengarang. Mood ini menghasilkan emosi tertentu pada pembaca dan menambah lapisan nuansa tambahan pada pengalaman membaca.
Ketiga unsur ini – ruang, waktu, dan suasana peristiwa – kerap berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk membentuk gambaran, suasana, dan interpretasi pembaca atas seluruh cerita. Proses penafsiran ini membantu pembaca untuk “hidup” dalam cerita dan dapat membangkitkan berbagai emosi dan respons.
Dengan demikian, penjelasan tentang ruang, waktu dan suasana peristiwa dalam karya sastra disebut setting atau latar, yang secara kolektif menciptakan konteks dan nuansa cerita yang membantu membentuk persepsi pembaca tentang peristiwa yang berlangsung.