Khitanan merupakan sebuah praktik yang telah dilakukan oleh berbagai budaya dan agama di seluruh dunia. Dalam konteks medis, khitanan atau sunat seringkali terkait dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk penurunan risiko infeksi saluran kemih dan penularan seksual beberapa jenis infeksi. Meskipun demikian, pertanyaan yang sering muncul terkait praktik ini adalah “kapan waktu yang tepat untuk melakukan khitanan pada bayi?”
Untuk memahami jawaban dari pertanyaan tersebut, penting untuk memahami berbagai aspek medis dan etis yang terlibat dalam proses khitanan.
Telaah Ilmu Kedokteran
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), khitanan dapat dilakukan pada bayi yang baru lahir hingga beberapa bulan pertama kehidupannya. Namun, risiko dan manfaat dari prosedur ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati oleh dokter dan orang tua sebelum membuat keputusan.
Rekomendasi AAP berfokus pada bayi baru lahir dan menunjukkan bahwa manfaat khitanan melebihi risikonya. Meski demikian, AAP tidak menyarankan khitanan sebagai suatu keharusan. Keputusan akhir berada di tangan orang tua dan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti agama, budaya, dan preferensi pribadi.
Terlepas dari waktu, penting untuk dicatat bahwa khitanan harus dilakukan oleh petugas kesehatan terlatih dalam lingkungan yang steril untuk meminimalkan komplikasi dan risiko infeksi.
Faktor Lain yang Perlu Dipertimbangkan
Selain pertimbangan medis, ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh orang tua saat memutuskan waktu melakukan khitanan untuk anak mereka. Misalnya, beberapa orang tua mungkin memilih untuk menunggu sampai anak mereka cukup besar untuk membuat keputusan mereka sendiri tentang khitanan. Ini adalah pendekatan yang dihargai dan sebenarnya diatur oleh beberapa pedoman etis kedokteran.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah tradisi atau agama keluarga. Dalam beberapa budaya dan agama, seperti dalam Yahudi dan Islam, khitanan biasanya dilakukan pada bayi dalam usia yang sangat dini sebagai bagian dari upacara atau ritus keagamaan.
Penutup
Dengan demikian, berdasarkan ilmu kedokteran, bayi boleh dikhitan mulai dari saat mereka baru lahir. Namun, keputusan sebenarnya tetap pada orang tua, dan harus didasarkan pada berbagai faktor, termasuk pertimbangan etis, budaya, dan agama. Untuk setiap keputusan medis, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis yang terlatih dan memahami manfaat dan risiko baik dari prosedur ini.












