Konsep rantai makanan pada dasarnya adalah alat deskriptif yang digunakan dalam ilmu ekologi untuk menjelaskan balok perpindahan energi dan nutrisi dari satu organisme ke organisme lain dalam suatu ekosistem. Alih-alih melihatnya sebagai “rantai” linier, banyak ilmuwan sekarang memandangnya lebih sebagai “jaring” yang saling berhubungan – yang sering disebut sebagai jaring-jaring makanan – karena adanya hubungan relatif yang kompleks dan bervariasi.
Posisi suatu spesies dalam rantai makanan atau lebih tepatnya dalam jaring-jaring makanan tersebut dibedakan menjadi beberapa tingkatan trofik, dari primary producers (produsen utama) seperti alga dan tumbuhan, yang memanfaatkan energi matahari untuk membuat makanan mereka sendiri melalui fotosintesis, ke primary consumers (konsumen utama) seperti herbivora, secondary consumers (konsumera sekunder) seperti karnivora dan omnivora, dan terakhir adalah decomposers (pengurai) yang memecah dan menguraikan materi organik mati.
Kemudian, pertanyaan yang muncul sekarang adalah, di manakah posisi manusia dalam rantai makanan ini?
Sebagai omnivora, manusia memiliki keuntungan unik dalam hal ini. Makhluk yang diekosistem ini bisa mengkonsumsi baik produsen utama (tumbuhan) dan konsumen (daging hewan dan produk hewan lainnya). Dalam prakteknya, makanan manusia sangat bervariasi, mencakup berbagai macam produk hewan dan tumbuhan, hal ini mencerminkan bahwa manusia memiliki peran yang sangat beragam dalam rantai makanan.
Namun, karena kompleksitas pola makan masyarakat modern dan pengetahuan kami yang berkembang tentang dampak lingkungan dari pilihan diet ini, kita tidak lagi bisa dengan mudah mengkategorikan manusia dalam rerangkaian teoretis “level makan” yang dikembangkan oleh ekologi. Meski begitu, jika harus menjadi bagian dari rantai makanan yang memakan segalanya, manusia dapat dimasukkan ke dalam kategori konsumen tertinggi, sama seperti pemangsa puncak. Konsekuensi dari posisi ini adalah manusia memiliki “footprint ekologi” yang lebih besar dibandingkan hewan lainnya.
Jadi, jawabannya apa? Manusia berada di salah satu posisi tertinggi dalam rantai makanan. Sebagai omnivora, mereka memiliki keberagaman yang memungkinkan mereka untuk memakan berbagai jenis makanan. Meskipun demikian, peran manusia dalam rantai makanan lebih kompleks daripada makanan murni dan mencerminkan dampak luas aktivitas manusia pada ekosistem dunia.