Hari Kiamat, juga dikenal sebagai hari akhirat dalam berbagai kepercayaan, merupakan waktu di mana kelak manusia akan diganjar berdasarkan amalan hidup mereka di dunia. Disebabkan oleh hal tersebut, Hari Kiamat biasa juga disebut dengan nama lain, yaitu Hari Pembalasan atau Hari Hisab.
Hari Hisab: Arti dan Konsep
Hari Hisab, atas dasar konsep agama Islam, adalah hari di mana setiap amal perbuatan manusia akan dihitung dan membuat manusia harus menerima balasannya. Apakah itu baik atau buruk, semua akan diberikan hasilnya di hari tersebut. Konsep ini tampaknya menjadi bagian penting dari keyakinan umat Islam, dan ia membawa pesan krusial kepada penganut tentang tanggung jawab atas tindakan mereka.
Hisab sendiri dalam bahasa Arab berarti “perhitungan” atau “penghitungan”. Dalam konteks agama, ini merujuk pada perhitungan atau pembenaran atas semua tindakan manusia yang dilakukan selama kehidupan mereka di dunia.
Pentingnya Amal Perbuatan
Dalam konsep ini, tindakan atau amal perbuatan manusia dipandang sebagai elemen penting. Karena setiap amalan manusia menjadi pertimbangan dalam menentukan nasib mereka di akhirat. Ini mencakup amal baik dan buruk, dari yang terlihat hingga yang tak terlihat.
Dalam pandangan Islam, hari pembalasan juga melibatkan konsep ‘Mizan’ atau neraca, yang digunakan untuk menimbang amal baik dan buruk individu. Jika amal baik seseorang lebih berat dari amal buruknya, maka dia akan mengalami kebahagiaan. Sebaliknya, jika amal buruknya lebih berat, dia akan mengalami penderitaan.
Kesimpulan
Hari Kiamat atau Hari Hisab adalah konsep yang mengajarkan kepada manusia arti keadilan, tanggung jawab, dan akibat tindakan mereka. Setiap amal perbuatan, baik baik maupun buruk, akan diperhitungkan dan diberi balasan di hari ini. Inilah yang membuat konsep Hari Kiamat atau Hari Pembalasan menjadi penting, bukan hanya dalam konteks agama, tetapi juga sebagai fondasi moral dan etika bagi hidup manusia.