Tidak hanya cara kerja dan keterampilan seorang tukang batu yang menarik perhatian, tetapi juga kisah dan perjuangan di balik setiap batu yang ia susun. Kisah ini adalah tentang Parjimin, seorang tukang batu yang bertetangga dengan seorang pemuda bernama Kurdi.
Kurdi adalah sosok yang aktif dan dihormati di komunitasnya. Dalam setiap kesempatan, baik itu saat perhelatan nikah, supitan, kerja bakti, sarasehan kampung, hingga ronda malam, Kurdi selalu menyempatkan waktu untuk berbicara tentang proyek rumah gedungnya. Begitu antusias dan berdedikasi dia dengan proyek tersebut hingga berhasil mencuri perhatian seorang Parjimin.
Parjimin, meskipun hanya seorang tukang batu, menikmati kehidupannya dengan penuh kemurahan hati. Dia tidak berkeberatan membantu dalam proyek Kurdi, bahkan dengan senang hati menerima proyek tersebut. Bagi Parjimin, setiap proyek yang dia terima adalah kesempatan untuk mengekspresikan keterampilan dan bakatnya. Sesuatu yang, menurut Parjimin, lebih penting daripada bayaran yang dia terima.
Untuk Parjimin dan tetangganya, mendapatkan proyek rumah gedung Kurdi tentu merupakan sebuah berkah. Tetapi ada sesuatu yang lebih dari proyek tersebut. Parjimin, dalam kerendahan hatinya, menikmati kepuasan dalam membantu Kurdi mewujudkan rumah gedung impianya. Menyadari hal tersebut, Kurdi pun semakin tidak lupa untuk selalu membicarakan rencananya itu.
Berdasarkan kutipan cerpen ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurdi adalah sosok yang penuh antusias dan memiliki visi yang jelas. Dia adalah orang yang selalu menceritakan rencananya untuk membangun rumah gedungnya, sebuah pengejawantahan dari impian dan ambisinya. Sebuah visi yang tidak hanya melibatkan dirinya tetapi juga komunitasnya.
Jadi, jawabannya apa? Kurdi adalah seorang yang bertanggung jawab, memiliki semangat juang yang kuat, penuh antusias dan selalu mampu menyampaikan visi serta rencananya. Dia adalah pemimpin dalam kisah ini, yang berkat kegigihannya, telah berhasil mewujudkan impian menjadi kenyataan melalui proyek rumah gedungnya.