Konferensi Asia Afrika (KAA), juga dikenal sebagai Konferensi Bandung, merupakan momen historis dalam diplomasi global. Dilaksanakan pada tahun 1955 di Bandung, Jawa Barat, konferensi ini melahirkan nilai-nilai solidaritas antara negara-negara Asia dan Afrika yang baru saja merdeka dari penjajahan. Faktanya, konferensi yang dihadiri oleh 29 negara ini tercatat sebagai peristiwa penting dalam sejarah Asia dan Afrika maupun dunia.
Fakta historis yang tak kalah penting adalah bahwa Konferensi Asia Afrika berhasil diselenggarakan pada masa perdana menteri pertama Indonesia, yakni Sukarno. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia berhasil menjadi tuan rumah konferensi internasional pertamanya, yang juga membawa dampak signifikan bagi profil negara ini di panggung dunia.
Implementasi dan Hasil Konferensi
Konferensi Bandung merupakan upaya ambisius dari lima negara pendiri, yaitu Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka dan Myanmar. Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam berbagai sektor antara negara-negara Asia dan Afrika serta menentang kolonialisme atau neokolonialisme oleh negara mana pun.
Pada saat Konferensi Bandung berlangsung, Indonesia adalah negara yang kurang dari satu dekade merdeka dari penjajahan. Dengan kepemimpinan Sukarno, Indonesia tidak hanya berhasil menjadi tuan rumah konferensi prestisius ini, tetapi juga memainkan peran penting dalam merumuskan prinsip-prinsip dasar konferensi, yang dikenal sebagai “Dasasila Bandung”. Dasasila ini mencakup prinsip-prinsip seperti kedaulatan, non-intervensi dalam urusan internal negara lain, dan penyelesaian konflik melalui cara-cara damai.
Peran Perdana Menteri Sukarno
Peran Sukarno dalam suksesnya Konferensi Bandung cukup signifikan. Dengan karisma, diplomasi, dan kebijakan eksternalnya yang berani, ia menetapkan Indonesia sebagai negara yang mampu memimpin negara-negara Asia dan Afrika dalam memperjuangkan penentuan nasib sendiri dan mencapai keadilan global.
Sukarno menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama regional dan global, serta penolakan terhadap penjajahan dalam bentuk apa pun. Berkat upayanya, Indonesia mendapatkan pengakuan internasional dan memperkuat posisinya di kancah internasional.
Dalam konteks ini, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di Bandung yang berhasil dapat dipandang sebagai salah satu pencapaian utama Indonesia, khususnya pada masa perdana menteri pertamanya. Konferensi ini menunjukkan kapabilitas dan komitmen Indonesia dalam mendorong kerja sama internasional dan perdamaian global.
Jadi, jawabannya apa?
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di Bandung berhasil diselenggarakan pada masa perdana menteri pertama Indonesia, Sukarno. Konferensi ini bukan hanya menandai pencapaian besar dalam diplomasi internasional Indonesia, tetapi juga melahirkan “Dasasila Bandung” yang sampai saat ini masih menjadi panduan dalam hubungan internasional antar negara Asia dan Afrika. Berkat kepemimpinan Sukarno dan kontribusi besar Indonesia, Konferensi Asia Afrika tetap menjadi peristiwa penting yang mengubah jalan sejarah dan politik dunia, terutama bagi negara-negara di Asia dan Afrika.