Negara Brunei Darussalam, sebuah negara kecil namun makmur yang terletak di Asia Tenggara, dikenal karena kemakmurannya yang tinggi. Perekonomian negara ini sangat kuat, dengan total pendapatan yang diperkirakan mencapai Rp3.000 triliun.
Namun, seperti halnya banyak negara lainnya, Brunei juga menghadapi tantangan dalam hal distribusi pendapatan. Diketahui bahwa 40% penduduk termiskin di Brunei hanya menerima bagian sebesar Rp600 triliun dari total pendapatan nasional. Ini berarti bahwa pendapatan 60% penduduk lainnya mencapai sekitar Rp2.400 triliun, yang jelas menunjukkan adanya kesenjangan.
Kriteria Bank Dunia
Menurut kriteria Bank Dunia, tingkat ketimpangan pendapatan diukur menggunakan Indeks Gini. Indeks ini berkisar antara 0 hingga 1, di mana 0 menunjukkan kesetaraan sempurna (semua individu memiliki pendapatan yang sama) dan 1 menunjukkan ketimpangan maksimum (satu individu memiliki semua pendapatan dan yang lain tidak memiliki apa-apa).
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Brunei
Untuk menentukan tingkat ketimpangan pendapatan di negara Brunei, kita perlu mempertimbangkan sebaran pendapatan di seluruh populasi. Hingga saat ini, tidak ada data spesifik yang tersedia untuk menunjukkan eksak nilai Indeks Gini Brunei.
Namun, dengan mempertimbangkan fakta bahwa 40% penduduk termiskin hanya menerima sebesar Rp600 triliun dari total pendapatan nasional Rp3.000 triliun, bisa disimpulkan bahwa ada tingkat ketimpangan pendapatan yang signifikan di negara ini.
Penutup
Meski Brunei adalah negara yang makmur dengan pendapatan besar, fakta ini bukan berarti semua warganya menikmati kesejahteraan yang sama. Ada ketimpangan pendapatan yang jelas, yang terlihat dari fakta bahwa 40% penduduk termiskin hanya menerima 20% dari total pendapatan nasional. Ini adalah sebuah tantangan sosial yang harus dihadapi oleh Brunei dan banyak negara lainnya di dunia.