Hujan merupakan fenomena alam yang umum terjadi dan tak asing bagi kita. Namun, pernahkah Anda memahami proses terjadinya hujan? Dalam proses tersebut, terdapat beberapa perubahan wujud benda yang menarik untuk dipelajari.
Proses Terjadinya Hujan
Proses terjadinya hujan secara sederhana dapat dijelaskan melalui siklus air atau Siklus Hidrologi. Siklus ini dapat diawali dari permukaan laut; energi matahari menyebabkan air laut menguap dan berubah menjadi uap air, yang lalu naik ke udara.
Saat uap air ini mencapai lapisan atas atmosfer yang lebih dingin, ia akan mengalami kondensasi dan berubah kembali menjadi cair dalam bentuk mikro-droplet atau tetes-tetes air halus. Droplet-droplet ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.
Ketika awan sudah terlalu berat, tetesan air ini akan turun ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Di area dengan suhu yang sangat dingin, tetesan air ini bisa menjadi kristal es terlebih dahulu sebelum akhirnya kembali menjadi cair saat mendekati permukaan bumi.
Perubahan Wujud dalam Proses Hujan
Dari penjelasan siklus hidrologi di atas, kita dapat melihat bahwa terdapat tiga perubahan wujud yang terjadi dalam proses terjadinya hujan, yaitu:
- Penguapan (Evaporasi): Perubahan wujud dari cair menjadi gas. Hal ini terjadi ketika air di permukaan laut mendapat cukup energi panas dari matahari, sehingga berubah menjadi uap air.
- Kondensasi: Perubahan wujud dari gas menjadi cair. Kondensasi terjadi ketika uap air naik ke atmosfer yang lebih dingin dan berubah menjadi droplet air.
- Beku/Cair (pada kondisi tertentu): Di area dingin, tetesan air dapat berubah menjadi padat (kristal es) sebelum akhirnya cair kembali saat mendekati permukaan bumi (proses peleburan).
Setelah memahami proses dan perubahan wujud yang terjadi dalam terjadinya hujan, kita semakin menghargai kerumitan dan keindahan alam yang ada di sekitar kita.












