Ilmu

Salah Satu Kaidah Dalam Cerita Anekdote Adalah Penggunaan Waktu Lampau. Berikut yang Termasuk Penggunaan Waktu Lampau Adalah …

×

Salah Satu Kaidah Dalam Cerita Anekdote Adalah Penggunaan Waktu Lampau. Berikut yang Termasuk Penggunaan Waktu Lampau Adalah …

Sebarkan artikel ini

Cerita anekdot adalah sebuah bentuk kisah pendek yang berisikan humor, kejenakaan, dan biasanya bersifat menghibur. Anekdote menceritakan peristiwa-peristiwa nyata atau fiktif dengan unsur-unsur cerita yang menarik dan mengundang tawa. Kaidah utama yang kerap kali ditemui dalam cerita anekdot adalah penggunaan tenses lampau atau waktu lampau. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang apa saja yang termasuk penggunaan waktu lampau dalam cerita anekdot:

1. Penggunaan Tenses Lampau (Past Tenses)

Cerita anekdot biasanya disampaikan dalam bentuk yang sudah terjadi di masa lalu. Oleh karena itu, penggunaan waktu lampau atau tenses lampau menjadi hal yang lazim ditemui. Adapun tenses lampau yang sering digunakan adalah:

  • Past Simple (Verbal Past Tense): Digunakan untuk membicarakan peristiwa atau aksi yang sudah selesai di masa lampau. Misalnya: “He walked to the store” (Dia berjalan ke toko).
  • Past Continuous (Progressive Past Tense): Digunakan untuk membicarakan aksi atau peristiwa yang sedang terjadi pada waktu tertentu di masa lampau. Misalnya: “He was cooking when she arrived” (Dia sedang memasak ketika dia datang).
  • Past Perfect Simple and Continuous: Digunakan untuk menunjukkan hubungan antara dua peristiwa di masa lampau, dengan salah satunya terjadi sebelum yang lain. Misalnya: “He had left by the time I arrived” (Dia sudah pergi sebelum saya datang).

2. Penggunaan Kata-kata Yang Menunjukkan Waktu Lampau

Selain penggunaan tenses, seringkali dalam cerita anekdot terdapat kata-kata yang menunjukkan waktu lampau. Misalnya “yesterday” (kemarin), “last night” (tadi malam), “a year ago” (setahun yang lalu), “the other day” (beberapa hari yang lalu), dan sejenisnya.

Dalam kebanyakan cerita anekdot, peristiwa yang diceritakan adalah sebuah ingatan atau pengalaman dari masa lampau. Penggunaan pengaturan waktu tersebut merupakan cara efektif untuk mengatur alur cerita dan membantu pembaca untuk merasakan suasana dan konteks dari cerita.

Menulis dengan tenses dan waktu lampau dapat menjadi tantangan tersendiri, namun ini adalah bagian penting yang perlu dipahami dalam proses penulisan. Melalui pemahaman ini, penulis dapat lebih menggali dan menciptakan suasana cerita yang lebih hidup dan nyata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *