Uji iodin adalah cara yang umum digunakan oleh para ilmuwan untuk mengetes keberadaan karbohidrat, khususnya polisakarida seperti amilum atau pati dalam suatu sampel.
Peran Iodin dalam Mengidentifikasi Karbohidrat
Pada dasarnya, iodin (I2) dalam larutan reaktif terhadap beberapa jenis karbohidrat, menghasilkan perubahan warna yang dapat menunjukkan adanya karbohidrat tersebut.
Ketika iodin ditambahkan ke dalam sampel yang mengandung pati, maka akan menghasilkan warna ungu tua atau biru tua. Ini terjadi karena kompleks dari molekul iodin yang terentang mengisi rongga yang ada di molekul heliks amilum.
Sebaliknya, jika karbohidrat sederhana, seperti glukosa, fruktosa, atau laktosa, ditambahkan ke dalam larutan iod, tidak akan ada perubahan warna yang mengindikasikan adanya reaksi. Hal ini karena karbohidrat sederhana tersebut tidak memiliki struktur yang dapat mengakomodasi molekul iod.
Identifikasi Karbohidrat pada Sampel
Berangkat dari keyword yang diberikan: “suatu larutan iod diteteskan pada karbohidrat, ternyata berwarna biru,” kita bisa mengasumsikan bahwa karbohidrat tersebut adalah pati atau amilum. Perubahan warna biru dalam reaksi yang melibatkan iodin dan karbohidrat adalah indikator perubahan kimia yang terjadi antara molekul iodin dan heliks amilum, yang mana menciptakan bahan berwarna biru yang unik.
Mengapa Perubahan Warna Menjadi Biru?
Perubahan warna menjadi biru setelah menambahkan iodin ke dalam karbohidrat terjadi karena terbentuknya sebuah kompleks antara molekul iodin dan heliks amilum.
Dalam struktur heliks amilum, iodin bisa terselip dan bersifat stabil. Selanjutnya, interaksi ini mampu menyerap cahaya pada beberapa panjang gelombang dan memantulkan yang lain. Ini menghasilkan penampilan warna biru.
Jadi, jawabannya apa?
Karbohidrat yang akan memberikan reaksi warna biru setelah ditambahkan dengan iod adalah pati atau amilum, ini karena struktur heliks amilum memungkinkan molekul iodin untuk terselip dan memberikan efek warna.