Sosial

Tekanan Terhadap Kepemimpinan Soeharto Menjelang Kejatuhan Orde Baru Berasal Dari ….

×

Tekanan Terhadap Kepemimpinan Soeharto Menjelang Kejatuhan Orde Baru Berasal Dari ….

Sebarkan artikel ini

Di akhir tahun 1990-an, Indonesia menjadi saksi sejarah dari peristiwa penting yang ikut menentukan jalannya demokrasi di negeri ini: jatuhnya Kepemimpinan Soeharto dan berakhirnya era Orde Baru. Jelang kejatuhan rezim tersebut, tekanan yang melanda kepemimpinan Soeharto berasal dari berbagai sumber, baik dari dalam negeri maupun internasional.

Tekanan Dari Dalam Negeri

Pada akhir 1990-an, terjadi krisis ekonomi di Asia Tenggara yang sangat mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Dikenal sebagai Krisis Moneter 1998, peristiwa ini meruntuhkan nilai mata uang dan menyebabkan inflasi yang tinggi, pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran, dan berbagai masalah ekonomi lainnya. Dalam kondisi yang semakin memburuk, rakyat Indonesia mulai menuntut reformasi dan akhir dari pemerintahan Orde Baru.

Selain itu, tekanan juga datang dari gerakan mahasiswa yang dikenal dengan sebutan “Reformasi”. Demonstrasi dan unjuk rasa menjadi hal yang sangat sering terjadi di banyak kota di Indonesia. Mereka menuntut Soeharto untuk mundur dari jabatannya, bersama dengan tuntutan lainnya seperti berakhirnya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang telah merajalela di pemerintah selama era Orde Baru.

Tekanan Dari Luar Negeri

Sementara itu, tekanan internasional datang dari berbagai pihak. Organisasi internasional dan negara-negara donatur mengkritik kebijakan pemerintah Soeharto, terutama karena masalah korupsi yang merajalela dan penanganan krisis ekonomi yang kurang efektif.

Misalnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memberi tekanan kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan reformasi ekonomi dan kebijakan sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan finansial. Negara-negara donor seperti Amerika Serikat dan Australia juga memberikan tekanan politik dan ekonomi.

Akhirnya, Tekanan Menjadi Kejatuhan

Tekanan-tekanan ini pada akhirnya membawa kepada kejatuhan Soeharto dan berakhirnya era Orde Baru. Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dan menyerahkan kekuasaan kepada B.J. Habibie. Ini menjadi titik balik dalam sejarah politik dan demokrasi Indonesia. Selanjutnya, Indonesia memasuki era Reformasi yang ditandai oleh upaya-upaya untuk memperbaiki berbagai masalah yang ada selama Orde Baru, meskipun perjalanannya tentu tidak mudah.

Meski demikian, pengalaman ini adalah bukti bahwa tekanan dapat membawa perubahan, dan bahwa rakyat memiliki kekuatan untuk mendesak pemerintah jika mereka merasa tidak puas dengan kondisi yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *