Bicara soal rumusan dasar negara, kita dilemparkan pada akar sejarah Indonesia tempat pembentukan ideologi bangsa berlangsung. Dalam sejarah Indonesia, tokoh yang dikenal menyampaikan rumusan dasar negara baik secara lisan maupun tulisan adalah Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.
Latar Belakang Soekarno
Ir. Soekarno (6 Juni 1901 – 21 Juni 1970) merupakan tokoh sentral perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dia adalah orator besar dan penyusun ideologi Pancasila, rumusan dasar negara Indonesia yang tetap dipegang teguh hingga sekarang. Soekarno meletakkan dasar berdirinya negara Indonesia pada saat pidato pembukaan sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.
Pidato Pancasila oleh Soekarno
Dalam pidatonya yang dikenal sebagai “Pidato Pancasila”, Soekarno mengajukan rumusan dasar yang akan menjadi fondasi bagi negara baru yang akan dibentuk. Rumusan dasar ini kemudian menjadi lima sila yang dikenal sebagai Pancasila, yaitu :
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pidato ini disampaikan secara lisan oleh Soekarno dan kemudian disuratkan, sehingga dapat dilihat dan dianalisis oleh berbagai pihak.
Soekarno dan Rumusan Dasar Negara dalam Tulisan
Selain penyampaian rumusan dasar negara melalui pidato, Soekarno juga dikenal melalui tulisan-tulisannya. Buku-bukunya seperti “Di Bawah Bendera Revolusi” dan “Arus Bawah Sejarah” mengandung konsep dan ideologi dasar yang menjadi landasan negara Indonesia.
Dalam bukunya, Soekarno secara rinci dan jelas menjelaskan pemikirannya tentang dasar-dasar negara, termasuk Pancasila. Dalam penjelasan ini, Soekarno tidak hanya memberikan pandangannya, namun juga alasan dan niat di balik rumusan dasar negara tersebut.
Kesimpulan
Sebagai tokoh yang menyampaikan rumusan dasar negara, baik secara lisan maupun tulisan, Soekarno telah memberikan sumbangsih yang tidak bisa diukur dalam membangun dan menjaga ideologi negara Indonesia. Pidatonya dan tulisan-tulisannya menjadi warisan berharga yang dapat kita study untuk memahami lebih baik tentang dasar negara kita.