Suatu trend fenomenal yang telah mempengaruhi struktur sosial serta budaya di seluruh dunia adalah urbanisasi. Menurut Badan Statistik Internasional, hampir lebih dari separuh jumlah populasi dunia saat ini tinggal di area urban dan angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa dekade mendatang. Dalam konteks ini, urbanisasi dipandang sebagai faktor pendorong utama perubahan sosial budaya.
Urbanisasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses di mana sekelompok besar individu atau populasi memindahkan tempat tinggal mereka dari area rural atau desa ke area perkotaan. Proses ini juga melibatkan pergeseran pekerjaan dari sektor agraris ke sektor industri dan jasa. Faktor-faktor yang mendorong urbanisasi antara lain mencakup peluang kerja yang lebih baik, pendidikan yang lebih baik, dan fasilitas perawatan kesehatan, semua ini sering kali ditemukan lebih melimpah di kota-kota daripada di daerah pedesaan.
Perubahan sosial budaya yang disebabkan oleh urbanisasi bisa jadi sangat signifikan. Budaya yang sebelumnya ditentukan oleh norma dan tradisi lokal mungkin malah berubah menjadi lebih moderat dan inklusif seiring dengan semakin ramainya kehidupan perkotaan. Pada sudut pandang positif, urbanisasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan menghasilkan perkembangan budaya yang lebih dinamis. Tetapi di sisi lain, urbanisasi juga dapat menghasilkan hilangnya budaya dan tradisi lokal, peningkatan tingkat kriminal, dan tantangan lain yang berhubungan dengan pelayanan publik dan keadilan sosial.
Dari perspektif sosial, urbanisasi juga telah membawa perubahan besar dalam bentuk interaksi sosial. Urbanisasi telah mengubah pola interaksi sosial dari komunitas terikat erat berorientasi keluarga menjadi masyarakat yang lebih individualistik. Hal ini juga dapat meningkatkan ketergantungan pada sistem sosial formal seperti asuransi kesehatan dan pensiun, dibandingkan dengan sistem tradisional seperti dukungan keluarga dan komunitas.
Sementara urbanisasi memiliki dampak yang jelas pada perubahan sosial dan budaya, penting untuk diingat bahwa dampak ini dapat berbeda-beda tergantung pada konteks spesifik setiap negara atau wilayah. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan yang saling melengkapi dalam mengelola urbanisasi untuk memastikan bahwa dampak positif dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, sementara efek negatif diminimalkan.
Urbanisasi telah menjadi penanda abad kita dan tidak diragukan lagi akan membentuk abad mendatang. Faktor pendorong utama perubahan sosial dan budaya ini mengundang kita untuk mempertimbangkan cara masyarakat beradaptasi dan berevolusi dalam menghadapi tantangan dan peluang masa depan.












