Ilmu

Allah Mencintai Orang yang Berbuat Dosa Namun Ia Mau

×

Allah Mencintai Orang yang Berbuat Dosa Namun Ia Mau

Sebarkan artikel ini

Apa yang sebenarnya terlintas dalam benak kita saat kita mendengar kalimat itu? Dihargai dengan pemahaman yang mendalam, kalimat itu mencerminkan bagaimana Allah mencintai kita, meski kita melakukan kesalahan atau dosa. Sebenarnya, penciptaan ini mencakup kasih sayang, kebaikan, dan belas kasih tanpa batas dari Yang Maha Kuasa, bahkan untuk mereka yang berbuat dosa.

Allah, sebagai Yang Maha Pengampun, mencintai hamba-Nya meski berbuat dosa, asalkan mereka merasa menyesal, bertobat dan berusaha untuk tidak melakukan dosa itu lagi. Ini ditegaskan dalam Al-Qur’an, Surah Az-Zumar, ayat 53: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang telah berbuat dosa terhadap diri mereka, janganlah kamu putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang” (Zumar: 53).

Tidak selalu mudah bertobat dan berusaha untuk bebas dari dosa – itulah sebabnya Allah mencintai mereka yang mau. Siapa pun yang berusaha menjauh dari dosa, memohon ampun dengan tulus, dan berupaya menjalani kehidupan yang lebih baik pasti akan mendapat kasih sayang dan belas kasihan-Nya. Seakan-akan, Allah memberikan peringatan yang baik kepada kita: bahwa pintu pertobatan selalu terbuka lebar. Kita hanya perlu mau melangkah masuk.

Meski demikian, kita seharusnya tidak memandang remeh dosa yang kita lakukan. Dosa tetaplah dosa, tetapi Allah bukanlah tuhan yang menghukum dan membalas dosa-dosa kita tanpa memberi kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri. Yang dibutuhkan adalah rasa penyesalan dan keinginan untuk berubah.

Bahwa Allah mencintai orang yang berbuat dosa tetapi mau merubah dirinya menunjukkan bahwa-Nya menghargai kebebasan individu. Allah tidak menciptakan manusia sebagai robot yang selalu taat dan tidak pernah melakukan kesalahan. Dengan memberikan kebebasan, Dia memberi kita kesempatan untuk belajar dari kesalahan dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Maka dari itu, pada akhirnya, ketika kita merasa tenggelam dalam dosa dan rasa bersalah, kita harus selalu ingat bahwa Tuhan Maha Pengampun. Bahkan saat kita jatuh, selama kita mau bangkit dan membersihkan diri, Tuhan masih mencintai kita. Dalam kerendahan hati, penyesalan, dan tekad untuk bertobat, kita menemukan bukti kuat akan kasih sayang Tuhan yang tak terbatas.

Jadi, jawabannya apa? Bahwa Allah mencintai mereka yang berbuat dosa namun mau bertobat dan berubah. Karena dalam usaha dan keinginan untuk berubah, kita menunjukkan cinta kita kepada-Nya dan Dia bertindak balas dengan kasih dan pengampunan-Nya yang maha luas. Ketika kita berbuat dosa, pintu pertobatan Allah selalu terbuka lebar untuk kita, selama kita memiliki keinginan dan tekad untuk melangkah masuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *