Keimanan adalah batu loncatan menuju pemahaman lebih dalam tentang tujuan dan arti dari pengalaman hidup. Salah satu prinsip yang menggerakkan iman adalah keyakinan bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya kecuali sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing. Ini adalah intisari dari konsep ‘Divine Fairness’ atau keadilan ilahi dalam sejumlah tradisi keagamaan.
Dalam Al-Qur’an, firman Allah disebutkan dalam Surah Al-Baqarah, ayat 286: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Ayat ini memberi pemahaman bahwa setiap ujian dan tantangan yang kita alami dalam hidup berada dalam batas kemampuan kita untuk mengatasinya. Allah tidak akan pernah memberikan ujian yang berada di luar kemampuan hamba-Nya.
Pahala dan ujian adalah dua sisi mata uang yang sama. Keduanya membantu kita tumbuh dan berkembang. Pahala membantu kita merasakan kegembiraan dan bersyukur atas apa pun yang kita miliki, sementara ujian mendorong kita untuk berjuang dan melampaui batas-batas kita.
Ujian bukanlah suatu hukuman; melainkan sebuah instrumen untuk refinasi diri. Setiap tantangan dalam hidup adalah sebuah kesempatan untuk belajar dan menjadi lebih kuat. Setiap kesulitan membawa kepada kita pelajaran yang berharga dan membantu kita memperdalam pemahaman tentang diri kita dan dunia di sekitar kita.
Apabila kita menemui masalah dan sulit untuk menyelesaikannya, kita harus ingat bahwa kita telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan memanfaatkan sumber daya baik internal maupun eksternal, kita dapat menavigasi melalui kesulitan dan menghadapinya dengan sikap positif dan solutif.
Jadi, apakah setiap ujian merupakan tanda dari kelemahan atau kekurangan kita? Tidak, tentu saja tidak. Setiap ujian adalah tanda bahwa kita dipercaya oleh Allah untuk menghadapi dan mendapatkan pelajaran berharga dari situ. Tidak importan seberapa berat ujian yang dihadapi, karena setiap ujian yang datang pasti sesuai dengan kemampuan hamba Allah.
Ketika kita menjalani hidup dengan prinsip ini, kita akan melihat tantangan sejati dalam perspektif positif—sebagai kesempatan untuk bertumbuh, jadi, jawaban apa yang akan kita ambil dalam menghadapi ujian ini?