Setelah berakhirnya proses belajar mengajar, Bapak Eling, seorang pendidik yang selalu gigih dalam perannya, memimpin rapat panitia besar. Rapat ini bertujuan untuk memutuskan revisi akhir acara yang sedang direncanakan. Rapat berlangsung selama kurang lebih satu jam, dan hasilnya adalah memberikan tugas baru bagi Bapak Eling untuk mempelajari perubahan pada proposal acara.
Sebagai ketua panitia, Bapak Eling berperan penting dalam merencanakan dan mengorganisir acara. Sebagai tugasnya, dia perlu memastikan bahwa semua perencanaan, termasuk pengaturan personil dan anggaran, telah direncanakan dengan tepat. Menurut agenda, setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah, panitia harus mulai bekerja dalam menyiapkan acara.
Karena tugasnya menjadi semakin penting dan mendesak, Bapak Eling diberi batas waktu maksimal hingga lusa untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah. Namun, dalam berusaha untuk menyelesaikan proposal ini, Bapak Eling juga harus berhadapan dengan tugas lainnya sebagai seorang guru.
Di tengah kerumitan ini, Bapak Eling lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) yang rencananya akan dilaksanakan keesokan harinya. Pagi hari, saat memasuki kelas, Bapak Eling sadar bahwa dia lupa mengunduh rubrik proyek PPKN, yang menyebabkan proses pembelajaran sempat tersendat.
Dalam keadaan ini, Bapak Eling terpaksa menjalani hari tersebut tanpa menyelesaikan pekerjaan apapun, meskipun waktu pengumpulan tugas semakin dekat. Ini adalah potret kehidupan seorang guru dan panitia acara, yang harus menghadapi berbagai tekanan dan tantangan sehari-hari, tetapi tetap bertekad untuk melakukan yang terbaik demi pendidikan siswa-siswanya.