Dalam setiap organisasi, kunci keberhasilan bukanlah semata-mata bergantung pada produk atau pelayanan yang dihasilkan, melainkan juga pada hubungan antara pekerja. Sebagai pengikut konsep manajemen aktualisasi diri, founder sebuah perusahaan perlu memahami secara mendalam bagaimana pentingnya mengembangkan empati dan memanusiakan karyawan. Lantas, bagaimana cara founding founder melakukan hal ini?
Memahami Arti Empati dan Memanusiakan
Empati adalah kemampuan mencerna dan merasakan emosi orang lain. Adapun memanusiakan mengacu pada sikap menganggap dan memperlakukan orang lain sebagai manusia yang memiliki hak-hak dan kewajibannya masing-masing. Dalam konteks perusahaan, keduanya merupakan prinsip yang krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan inklusif.
Bagaimana Mengembangkan Empati?
Sebagai seorang founder, ada beberapa cara untuk mengembangkan empati:
- Berpikir dari Perspektif Lain: Empati berkembang dari pemahaman bahwa setiap individu mungkin memiliki perspektif yang berbeda. Hal ini mencakup pemahaman bahwa tingkah laku dan respons individu tersebut biasanya digerakkan oleh sejumlah pengalaman pribadi dan profesional yang unik.
- Mendengarkan Aktif: Memberikan ruang bagi karyawan untuk berbicara dan benar-benar mendengarkan mereka adalah kekuatan empati yang sangat penting.
- Merespons dengan Baik: Empati berarti merespons perasaan dan permasalahan karyawan dengan cara yang membuat mereka merasa dihargai dan dimengerti.
Menerapkan Pendekatan Menghargai Manusia
Sebagai founder, ada cara-cara untuk memanusiakan karyawan, antara lain:
- Menghargai dan Mengakui: Menghargai dan mengakui kontribusi yang diberikan karyawan dapat meningkatkan rasa hormat dan menginspirasi untuk memberikan usaha lebih.
- Membangun Hubungan yang Selayaknya Manusia: Membangun hubungan yang otentik dengan karyawan dapat membantu memahami mereka lebih baik, merasakan apa yang mereka rasakan, dan ultimately, menciptakan hubungan kerja yang lebih kuat dan efektif.
- Memberikan Kesempatan untuk Berkembang: Menyediakan peluang bagi karyawan untuk belajar dan berkembang bukan hanya memperlakukan mereka sebagai bagian integral dari perusahaan, tapi juga sebagai manusia dengan potensi dan ambisi personal.
Berbekal pendekatan ini, founder dapat membina hubungan yang saling menghargai dengan karyawan, dengan suasana yang inklusif, produktif, dan humanis. Sehingga, perusahaan dapat mencapai peningkatan produktivitas dan kinerja.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah dengan mengembangkan empati dan memanusiakan karyawan, seorang founder bisa membangun perusahaan yang lebih produktif di mana setiap anggota tim merasa dihargai, dimengerti, dan terlibat.