Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman yang luar biasa. Berkat keberagaman budaya, etnis, adat istiadat, dan bahasa, Indonesia menjadi negara unik dan kaya. Uniknya, keberagaman ini tidak menjadi penghalang, justru menjadi perekat yang mempersatukan masyarakat dan bangsa Indonesia. Ada beberapa nilai-nilai luhur budaya yang menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, juga ada yang sebaliknya, yang tidak mendukung atau bahkan bisa memecah belah persatuan.
Nilai-Nilai Luhur Budaya yang Mempersatukan
1. Gotong Royong
Konsep gotong-royong telah lama ada dalam masyarakat Indonesia. Gotong royong adalah nilai budaya di mana setiap anggota masyarakat saling berbagi tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama atau membantu satu sama lain. Nilai ini mempromosikan kerjasama dan menghargai kontribusi setiap individu dalam masyarakat, baik dalam bentuk tenaga, pikiran, atau materi.
2. Toleransi
Nilai toleransi ditekankan pada penghormatan terhadap keberagaman. Dalam masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai etnis, agama, dan adat istiadat, toleransi menjadi sesuatu yang sangat penting. Hal ini bukan hanya soal menerima perbedaan tetapi juga menghargai dan menghormatinya.
3. Musyawarah & Mufakat
Musyawarah dan mufakat menjadi cara penyelesaian masalah dalam masyarakat secara bersama. Keputusan yang diambil dari musyawarah diharapkan dapat mewakili kepentingan semua pihak yang terlibat, sehingga tidak terjadi pemihakan atau pengabaian terhadap sekelompok masyarakat tertentu.
Nilai yang Tidak Mempersatukan
1. Paham Radikal
Salah satu nilai yang tidak berfungsi untuk mempersatukan bangsa Indonesia adalah paham radikal. Paham ini merusak toleransi dan keharmonisan dalam masyarakat. Paham radikal menggantikan toleransi dengan intoleransi, dan menekankan pada perbedaan, bukan kemiripan.
2. Korupsi
Korupsi adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan spirit gotong royong dan musyawarah. Ini merusak kesejahteraan masyarakat dan mendorong perpecahan dan ketidakpercayaan dalam masyarakat.
Dalam ringkasan, nilai-nilai luhur budaya seperti gotong royong, toleransi, dan musyawarah-mufakat menjadi perekat dalam mempersatukan masyarakat dan bangsa Indonesia. Sementara paham radikal dan korupsi adalah contoh dari nilai yang tidak mendukung persatuan bangsa. Sebagai bangsa, kita perlu berusaha untuk lebih menggali dan memahami nilai-nilai yang positif ini dan mengecualikan nilai-negatif agar kesatuan dan keragaman bangsa ini tetap terjaga.