Teknik dalam dunia seni patung berkembang menjadi berbagai metode dan cara, salah satunya adalah teknik aditif. Teknik aditif adalah proses pembuatan patung dengan cara menambah material atau bahan secara bertahap hingga membentuk sebuah objek atau figur. Teknik ini populer karena memberikan fleksibilitas yang besar kepada seniman dalam memodifikasi dan memperbaiki karya mereka selama proses pembuatan. Teknik aditif dipakai dalam berbagai jenis teknik patung, seperti pematungan dalam kerajinan tanah liat, pematungan lilin, dan berbagai jenis teknik pematungan kontemporer lainnya.
Namun, bisa jadi terdapat kekeliruan dalam memahami apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam teknik aditif ini. Oleh karena itu, kita akan mencoba menjelaskan salah satu teknik pembuatan patung yang tidak dilakukan dengan teknik aditif.
Teknik Subtraktif
Teknik subtraktif adalah teknik yang berlawanan dengan teknik aditif, yang mana seniman mengurangi material daripada menambahkannya. Contoh paling umum dari teknik subtraktif adalah pematungan batu dan kayu. Dalam teknik ini, seniman memulai dengan blok material yang padat dan kemudian mengurangi atau mengecilkan material tersebut hingga membentuk figur atau objek yang diinginkan.
Sangat penting untuk memahami perbedaan antara kedua teknik ini. Dalam teknik aditif, seniman memiliki opsi untuk menambah dan merubah material sepanjang proses kreasi. Sebaliknya dalam teknik subtraktif, kesalahan bisa menjadi katastropi khususnya saat menggunakan bahan yang tidak bisa pulih kembali seperti batu atau kayu. Ketika bagian material terpotong, sulit atau bahkan tidak mungkin untuk menggantinya.
Dalam konteks pertanyaan awal, “Berikut Yang Bukan Jenis Teknik Pembuatan Patung yang Dilakukan dengan Teknik Aditif Adalah,” dapat kita simpulkan bahwa pematungan batu dan kayu merupakan jawabannya. Kedua jenis pembuatan patung ini dilakukan melalui proses pengurangan atau penghilangan material, bukan penambahan material, sehingga bukan merupakan bagian dari teknik aditif.