Migrasi manusia praaksara dari Yunan ke Indonesia merupakan sebuah peristiwa yang penting dalam sejarah populasi manusia. Masyarakat praaksara dari Yunan ini dikenal telah membawa sejumlah kemampuan dan kebudayaan yang kemudian berpengaruh dalam perkembangan populasi di Indonesia. Namun, tidak semua kemampuan atau kebiasaan yang dikenal dari masyarakat Yunan ini berhasil dibawa dan diterapkan di Indonesia. Kali ini, kita akan diskusikan beberapa kemampuan tersebut yang tidak dibawa oleh masyarakat praaksara saat migrasi dari Yunan ke Indonesia.
1. Penulisan dan Literasi
Masyarakat praaksara, seperti namanya, umumnya tidak memiliki sistem penulisan. Meski peradaban Yunani kuno telah mengenal sistem penulisan berupa aksara, kemampuan ini tampaknya tidak dibawa oleh masyarakat praaksara Yunan yang bermigrasi ke Indonesia. Masyarakat Indonesia baru mengenal aksara setelah berinteraksi dengan peradaban India melalui perdagangan.
2. Arsitektur Batu
Bangunan dari batu besar adalah salah satu ciri khas peradaban Yunan. Walaupun demikian, saat bermigrasi ke Indonesia, kemampuan ini tampaknya tidak dibawa oleh masyarakat praaksara Yunan. Bangunan-bangunan di Indonesia pada masa praaksara umumnya terbuat dari bahan-bahan yang mudah didapatkan dan dikerjakan, seperti kayu dan bambu.
3. Filsafat
Peradaban Yunan dikenal sebagai pusat berkembangnya filsafat di dunia kuno. Namun, pada masa praaksara, gagasan-gagasan abstrak dalam bentuk filsafat tampaknya tidak dibawa oleh masyarakat yang bermigrasi dari Yunan ini. Sebaliknya, masyarakat Indonesia praaksara lebih condong kepada keyakinan animisme dan dinamisme.
4. Teknologi Maritim Lanjutan
Meskipun Yunan kuno adalah pusat kemajuan teknologi maritim, tampaknya teknologi maritim lanjutan ini tidak benar-benar dibawa oleh masyarakat praaksara saat bermigrasi ke Indonesia. Masyarakat praaksara di Indonesia umumnya menggunakan perahu sederhana yang bisa mengarungi perairan dangkal.
Semua faktor di atas mempengaruhi perkembangan kebudayaan dan peradaban di Indonesia. Keterbatasan alat dan teknologi, serta pengetahuan yang dibawa secara sistematis, memaksa masyarakat pra-aksara di Indonesia untuk menciptakan dan mengembangkan teknologi dan budaya mereka sendiri, yang kemudian membentuk kekhasan masing-masing. Meskipun begitu, masyarakat pra-aksara Indonesia telah berhasil memanfaatkan sumber daya alam sekitar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.