Sejarah adalah bidang ilmu yang menjadi kunci untuk memahami peristiwa-peristiwa masa lalu dan menganalisis konsekuensi serta pengaruhnya pada masa kini. Dalam meneliti sejarah, seorang sejarawan bekerja dengan prinsip-prinsip dan pendekatan-pendekatan yang sistematis. Namun, ada beberapa hal yang tidak termasuk dalam langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang sejarawan dalam menjalankan penelitian dan analisisnya. Artikel ini membahas beberapa poin penting yang wajib dihindari oleh para sejarawan dalam menjalankan tugas mereka.
1. Tidak mengutamakan sumber primer atau sekunder yang relevan dan valid
Memilih sumber informasi yang tidak valid dan tidak relevan akan berakibat fatal dalam mengevaluasi serta memahami sejarah. Seorang sejarawan harus mampu membedakan sumber primer dan sekunder yang handal dan akurat dalam melakukan penelitian. Sumber primer merupakan Informasi langsung dari masa peristiwa berlangsung, seperti dokumen, artefak, atau laporan mata-mata. Sedangkan sumber sekunder merupakan hasil analisis atau interpretasi dari sumber primer.
2. Mengutip sumber tanpa atribusi yang benar
Sejarawan harus menghindari mengutip sumber tanpa memberikan atribusi yang sesuai. Hal ini penting untuk menjaga keaslian dan integritas penelitian sejarah serta menghargai pekerjaan orang lain yang telah memberikan sumbangsih dalam pencarian pengetahuan tentang sejarah.
3. Membuat interpretasi sejarah berdasarkan opini atau kepercayaan pribadi
Sejarawan harus objektif dalam menginterpretasikan informasi yang ditemukan dalam penelitian sejarah. Mereka harus menghindari mengaitkan interpretasi mereka dengan opini pribadi, kepercayaan, atau ideologi tertentu. Sejarah harus didasarkan pada bukti yang valid, bukan semata-mata berdasarkan anggapan atau kepercayaan yang tidak bisa dibuktikan.
4. Mengabaikan konteks sejarah
Sejarawan harus memperhatikan konteks di mana peristiwa dan fenomena sejarah terjadi. Konteks ini mencakup faktor politik, sosial, ekonomi, budaya, dan geografis yang mempengaruhi peristiwa tersebut. Mengabaikan konteks ini dapat mengakibatkan penafsiran yang keliru atau tidak akurat mengenai suatu peristiwa.
5. Tidak memperhatikan metodologi yang tepat dalam penelitian sejarah
Sejarawan harus memahami metodologi penelitian sejarah dan menggunakannya dalam melakukan penelitian dan analisis mereka. Sejarawan harus mengetahui bagaimana merumuskan hipotesis yang baik, mengumpulkan dan mengevaluasi sumber informasi, serta membuat interpretasi yang beralasan dan didukung oleh bukti.
6. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan narasi yang telah diyakini
Mempertimbangkan berbagai sudut pandang dalam penelitian sejarah adalah penting untuk memahami suatu peristiwa secara holistik. Sejarawan harus bisa memahami perbedaan-perbedaan pandangan dan menerima bahwa peristiwa sejarah seringkali kompleks dan tidak bisa hanya dipahami melalui satu sudut pandang.
Dalam melakukan penelitian dan analisis sejarah, sejarawan harus menghindari poin-poin yang disebutkan di atas. Kredibilitas dan integritas penelitian sejarah harus dijaga agar kita dapat memahami dan mengambil pelajaran dari masa lalu secara objektif dan akurat.