Al-Qur’an dan Hadis tidak hanya menyampaikan perintah-perintah ibadah dan etika moral, tetapi juga berisi berbagai petunjuk tentang berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Salah satu yang sering menjadi perhatian adalah tanda-tanda kiamat. Menariknya, salah satu tanda tersebut berhubungan dengan cara umat membangun masjid.
Sepakat dalam Membangun Masjid
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menghargai dan memuliakan masjid. Masjid adalah tempat ibadah utama bagi umat Islam. Tidak heran jika umat Islam diperintahkan untuk membangun masjid sebaik dan seindah mungkin. Hal ini juga menjadi salah satu bentuk pengejawantahan rasa cinta dan taqwa kita kepada Allah SWT.
Namun, sesuatu yang seharusnya baik dan mulia ini menjadi bermasalah ketika manusia mulai bermegah-megahan dalam membangun masjid.
Bermegah-Megahan dalam Membangun Masjid
Bermegah-megahan dalam konteks ini berarti membangun masjid bukan lagi semata-mata sebagai tempat ibadah, namun sebagai sarana pamer kekayaan, teknologi, atau arsitektur. Semakin besar, megah dan mewah masjid tersebut, semakin tinggi rasa bangga pemilik atau pembangun masjid.
Hal ini tentu bertentangan dengan esensi pembangunan masjid itu sendiri. Masjid diharapkan menjadi tempat yang merangkul semua lapisan masyarakat, dan tidak menciptakan diskriminasi atau perasaan rendah diri bagi mereka yang kurang mampu. Bukan tempat untuk menunjukkan keunggulan material atau status sosial.
Membangun Masjid dan Tanda-Tanda Kiamat
Ada beberapa hadis yang mengindikasikan bahwa bermegah-megahan dalam membangun masjid merupakan salah satu tanda-tanda kiamat. Misalnya, dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Saat kamu melihat orang membangun masjid dengan dilebih-lebihkan, maka kiamat sudah dekat” (HR. Ibn Majah dan At-Tirmidzi).
Hadis ini menunjukkan bahwa ketika pembangunan masjid lebih didorong oleh niat untuk bermegah-megahan daripada tujuan ibadah sejati, ini adalah tanda bahwa akhir zaman semakin dekat.
Sebagai umat Islam, kita harus memahami pesan ini dan berusaha mengubah sikap kita dalam membangun masjid. Fokus kita harus selalu pada tujuan utama pembangunan masjid, yaitu sebagai tempat ibadah dan pusat komunitas, bukan sebagai simbol kekuasaan atau kekayaan.
Jadi, jawabannya apa?
Pembangunan masjid harus senantiasa dilandasi niat yang baik, bukan untuk memamerkan kekayaan atau keindahan arsitektur. Semakin banyak masjid yang dibangun dengan tujuan bermegah-megahan, semakin dekatlah kita dengan kiamat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga niat dan tujuan kita dalam membangun masjid.