Pada malam Jumat yang kelam, Sinta merasakan dampak langsung dari pemadaman listrik bergilir yang tengah berlangsung di tempat tinggalnya. Sebagai solusi operatif, dia memilih untuk menerangi rumahnya menggunakan lilin. Seiring berjalannya waktu, Sinta menyadari perubahan yang terjadi pada lilin tersebut: lilin yang awalnya padat, perlahan melorot menjadi cair.
Perubahan tersebut menyiratkan peristiwa fisika fundamental yang sangat umum dalam kehidupan kita, yaitu perubahan fase.
Apakah Perubahan Fase itu?
Perubahan fase adalah proses dimana suatu zat berubah dari satu fase ke fase lain. Fase dimaksud adalah bentuk materi yang berbeda berdasarkan temperatur dan tekanan, contohnya fase padat, cair dan gas. Perubahan fase dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena yang dialami Sinta.
Dalam kasus lilin ini, perubahan fase yang terjadi berarti berubahnya lilin dari fase padat ke fase cair, akibat pemanasan. Pemanasan terjadi ketika Sinta menyalakan lilin, dan suhu tinggi dari api lilin menyebabkan lilin meleleh.
Jenis Perubahan Fase pada Lilin
Saat lilin dinyalakan, lemak lilin (parafin) yang berada dalam fase padat mendapat cukup panas atau energi dalam bentuk suhu untuk berpindah ke fase yang lain yaitu fase cair. Ini adalah proses peleburan atau pembekuan dalam konsep perubahan fase.
Dalam kata lain, lilin tersebut mengalami perubahan fase dari padat ke cair karena memperoleh energi dalam bentuk panas, dan proses ini secara teknis disebut sebagai ‘peleburan’. Hal ini terjadi karena molekul-molekul dalam lilin mulai bergerak lebih cepat dan menghancurkan ikatan yang memegang mereka dalam struktur padat, sehingga transisi ke fase cair.
Sebagai kesimpulan, fenomena yang dialami oleh Sinta dan lilinnya pada malam pelaksanaaan pemadaman listrik di rumah Sinta merupakan contoh dari suatu perubahan fase, di mana lilin berubah bentuk dari padat ke cair akibat aplikasi panas.