Mangga, salah satu buah yang sangat populer di seluruh dunia, terkenal dengan rasanya yang manis dan menarik. Salah satu varietas mangga yang sangat diminati adalah mangga manis berbuah besar. Bagaimana mangga ini bisa memiliki buah yang begitu besar dan manis? Rahasianya ada pada genotipe mangga ini, yang dikodekan sebagai ‘mmBB’.
Genotipe adalah representasi genetik dari organisme atau spesies. Dalam hal ini, ‘mmBB’ mencerminkan karakteristik genetik mangga manis berbuah besar. Istilah genetik ini merujuk pada dua gen dominan: ‘m’ untuk ‘manis’ dan ‘B’ untuk ‘buah besar’. Gen-gen ini mengontrol sifat-sifat penghasil buah manis yang besar pada mangga.
Ketika genotipe mmBB terpecah selama proses meiosis untuk membentuk gamet, hanya ada satu kemungkinan kombinasi gen yang dapat dihasilkan, yaitu gamet ‘mB’. Ini karena kedua gen (m dan B) pada genotipe mmBB adalah homozygot dominan, artinya kedua allele di lokus tersebut sama (mm dan BB).
Gamet dihasilkan melalui proses pembelahan sel gametogenesis. Pada mangga manis berbuah besar ini, prosesnya melibatkan pemisahan pares gen ‘m’ dan ‘B’, setiap gamet mengandung satu allele dari setiap gen. Seperti disebutkan sebelumnya, dalam kasus genotipe mmBB ini, gamet yang dihasilkan memiliki satu gen ‘m’ dan satu gen ‘B’.
Gamet-gamet ini kemudian berpartisipasi dalam proses penyerbukan dan pembuahan, bergabung dengan gamet lainnya untuk membentuk zygote baru, yang akan tumbuh menjadi buah mangga baru dengan karakteristik buah yang manis dan besar. Oleh karena itu, gamet unik ‘mB’ ini sangat penting dalam menjaga keberlanjutan sifat-sifat positif ini di setiap generasi mangga manis berbuah besar.
Jadi, jawabannya apa?
Kesimpulan dari penjelasan tersebut, gamet untuk genotip mmBB dari mangga manis berbuah besar adalah ‘mB’. Ingatlah, genotipe ini adalah karakteristik yang membantu mengontrol ukuran dan rasa buah mangga, dan gamet ini memegang kunci untuk menjaga keberlanjutan karakteristik unik ini di generasi-generasi berikutnya.