Sering kita dengar ungkapan “manusia adalah makhluk sosial”. Ungkapan ini mengandung makna yang sangat mendalam tentang hakikat kehidupan manusia. Selain secara biologis, manusia juga secara psikologis sangat tergantung pada kehadiran, interaksi, dan dukungan dari individu lainnya.
Interdependensi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Setiap hari, kita bergantung pada orang lain dalam banyak hal. Misalnya, tidak semua orang memiliki keterampilan atau pengetahuan untuk membangun sebuah rumah atau mengolah pangan, sehingga mereka membutuhkan bantuan dari yang ahli di bidang tersebut. Belum lagi kebutuhan psikologis seperti bantuan dalam mengatasi stres, dukungan moral, atau sekadar berbagi cerita sehari-hari.
Teori Sosial dan Konsep Kemanusiaan
Secara teori, teori-teori sosial telah lama mengakui bahwa individu tidak bisa hidup sendiri. Salah satu teori yang paling dikenal adalah “Teori Interaksi Simbolik” yang menggambarkan bagaimana interaksi sosial membentuk individu dan masyarakat. Dalam konteks ini, manusia memahami dan menentukan makna mereka sendiri berdasarkan interaksi mereka dengan orang lain.
Peran Komunitas dan Budaya
Sejarah dan budaya juga menunjukkan betapa pentingnya hubungan dan interdependensi. Manusia hidup dalam komunitas dan mengembangkan budaya, tradisi, dan norma sosial yang merupakan produk dari interaksi sosial. Budaya dan tradisi ini memfasilitasi pengalaman bersama dan menciptakan ikatan sosial yang kuat.
Kesimpulan
Jadi, manusia secara inheren adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup dan berkembang. Kita tidak hanya membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar kita, tapi juga untuk memahami diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita. Oleh karena itu, sejauh mana kita dapat maju dan berkembang sebagai individu dan sebagai masyarakat sangat ditentukan oleh sejauh mana kita bisa berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Ini adalah esensi dari ungkapan “manusia adalah makhluk sosial”.