Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat terlepas dari lingkungan sosial dan budaya yang mengelilinginya. Kehidupan berkelompok, aturan-aturan sosial, dan nilai-nilai budaya seringkali membentuk pola pikir dan sikap individu dalam masyarakat tersebut. Salah satu tantangan yang sering dihadapi dalam kehidupan sosial adalah perubahan sosial dan kebudayaan. Banyak masyarakat yang khawatir perubahan-perubahan tersebut akan merusak keharmonisan yang telah terbentuk sebelumnya. Lantas, bagaimanakah sikap masyarakat yang cenderung merasa keharmonisan masyarakat akan terganggu oleh perubahan sosial dan kebudayaan tersebut?
Sikap Konvensional
Bagi sebagian masyarakat, perubahan sosial dan kebudayaan seringkali dilihat sebagai ancaman terhadap tatanan dan kestabilan yang sudah ada. Persepsi ini membawa mereka pada sikap konvensional, yaitu sikap yang cenderung mempertahankan status quo dan menolak segala bentuk perubahan yang dianggap berpotensi merusak keharmonisan.
Resistensi terhadap Perubahan
Sikap resistensi atau penolakan terhadap perubahan menjadi karakter yang umum ditemui. Mereka merasa bahwa perubahan sosial dan budaya merupakan proses yang membingungkan dan cenderung menciptakan konflik dalam masyarakat. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menolak perubahan tersebut daripada menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh perubahan.
Conservatisme
Conservatisme ini seringkali muncul sebagai bentuk reaksi terhadap perubahan sosial dan kebudayaan. Mereka yang berpandangan konservatif biasanya merasa bahwa nilai-nilai dan kebiasaan tradisional lebih stabil, bisa dipercaya, dan tidak perlu diubah. Mereka biasanya merasa bahwa perubahan cepat dan radikal dapat mengganggu keharmonisan dan melanggar nilai-nilai dan norma-norma lama yang telah terbentuk.
Tetap Terbuka terhadap Perubahan
Meskipun cenderung merasa khawatir, tidak semua individu dari masyarakat tersebut bersikap menolak secara total terhadap perubahan. Ada sejumlah individu yang tetap terbuka terhadap perubahan meski dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Sikap ini mencerminkan upaya untuk tetap melestarikan harmoni sambil tetap mengakomodasi perkembangan dan perubahan.
Secara keseluruhan, perubahan sosial dan budaya memang memiliki potensi untuk menciptakan konflik dan mempengaruhi stabilitas masyarakat. Akan tetapi, perubahan juga merupakan bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan manusia. Oleh karena itu, masyarakat dituntut untuk bisa mencari keseimbangan dalam menjaga keharmonisan sambil tetap terbuka untuk menerima perubahan.