Perilaku konsumtif, yakni pilihan individu untuk membelanjakan uang lebih banyak daripada yang mereka perlukan atau mampu, telah menjadi tren yang dipantau secara global, khususnya selama pandemi Covid-19. Justru di tengah krisis kesehatan ini, konsumsi barang dan jasa cenderung meningkat. Beragam faktor mempengaruhi peningkatan perilaku konsumtif ini, termasuk beberapa agen sosialisasi utama.
Perilaku Konsumtif Dan Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup orang di seluruh dunia. Salah satunya adalah bagaimana kita menghabiskan uang. Pada satu sisi, pandemi telah menyebabkan penurunan pendapatan bagi sebagian orang, namun pandemi ini juga menimbulkan perubahan signifikan pada pola konsumsi.
Dengan berbagai pembatasan mobilitas dan banyak waktu yang dihabiskan di rumah, banyak orang yang memilih untuk berbelanja online. Banyaknya diskon dan promosi yang ditawarkan oleh berbagai platform e-commerce semakin memicu perilaku konsumtif. Selain itu, faktor stres akibat pandemi juga dapat memicu konsumen untuk “retail therapy”, membeli barang-barang yang mungkin tidak benar-benar mereka butuhkan sebagai bentuk pelampiasan atau pengalihan dari situasi yang menekan.
Agen Sosialisasi Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Ada beberapa agen sosialisasi utama yang berkontribusi pada peningkatan perilaku konsumtif, khususnya dalam konteks pandemi:
Media
Media, termasuk media sosial dan iklan online, merupakan agen sosialisasi yang kuat dalam mempengaruhi perilaku konsumtif. Dengan penyebaran informasi dan promosi produk yang cepat dan luas, media dapat mengarahkan individu untuk membeli lebih.
Keluarga
Keluarga juga memiliki peran penting dalam membentuk perilaku konsumtif. Dalam situasi pandemi, banyak keluarga yang memilih untuk mengejar kenyamanan dan hiburan di rumah, seperti membeli peralatan dapur baru, dekorasi rumah, atau perangkat hiburan.
Teman Sebaya
Teman sebaya juga dapat mempengaruhi perilaku konsumtif, terutama melalui fenomena “fear of missing out” (FOMO) dan pengaruh sosial lainnya. Melalui interaksi sosial, baik langsung ataupun online, teman sebaya dapat menumbuhkan keinginan untuk membeli dan memiliki barang-barang tertentu.
Sebagai penutup, perilaku konsumtif selama pandemi COVID-19 tidak dapat dipisahkan dari pengaruh berbagai agen sosialisasi. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk menjaga kesadaran dan kontrol diri dalam berbelanja, baik online maupun offline, untuk mencegah perilaku konsumtif yang berlebihan dan dampak negatifnya bagi kesejahteraan finansial jangka panjang.