Zakat fitrah, atau sering disebut juga zakat al-fitr, adalah sejenis ibadah yang dilakukan oleh umat Islam di akhir bulan Ramadhan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah adalah hak bagi orang-orang miskin dan tidak mampu sebagai bentuk penyeimbang kehidupan sosial. Lalu, bagaimana jika orang yang mampu dan kaya menerima zakat fitrah?
Menurut hukum Islam, zakat fitrah hanya boleh diberikan kepada mereka yang berhak menerima, yaitu orang-orang yang miskin dan tidak mampu. Orang yang mampu dan kaya, tidak termasuk dalam kategori ini. Jadi, meskipun seseorang mampu dan kaya menerima zakat fitrah, hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Namun, apabila orang yang mampu dan kaya ini tetap memilih untuk menerima zakat fitrah, maka mereka akan mendapatkan konsekuensi. Salah satunya adalah ia mungkin akan mendapatkan penilaian negatif dari masyarakat sekitarnya. Hal ini karena tindakannya tersebut dianggap telah mengambil hak orang-orang yang lebih membutuhkan.
Selain itu, dalam pandangan hukum Islam, menerima zakat fitrah ketika sebenarnya mampu dan mapan adalah perbuatan yang tidak sah. Ini berarti bahwa orang tersebut tidak mendapatkan manfaat spiritual yang seharusnya diperoleh dari penerimaan zakat fitrah. Malahan, ia mungkin harus menghadapi konsekuensi dari dosa karena telah mencoba mengambil apa yang tidak menjadi haknya.
Jadi, Jawabannya Apa?
Meski secara teknis seorang yang mampu dan kaya bisa saja menerima zakat fitrah, namun tindakan tersebut tidak sesuai dengan hukum dan etika Islam. Dalam pandangan sosial, tindakan ini mendapatkan penilaian negatif. Menurut hukum Islam, mereka tidak mendapatkan manfaat spiritual dari penerimaan zakat. Bahkan, mereka mungkin perlu bertanggung jawab atas dosa karena telah mengambil apa yang bukan haknya. Maka, bagi setiap muslim yang mampu dan kaya, sebaiknya pertimbangkan hal ini dengan sangat matang.