Pada abad ke-15 dan awal abad ke-16, dua negara, Spanyol dan Portugis, mendominasi teknologi navigasi dan menjelajahi dunia baru. Para penjelajah mereka mencapai titik terjauh di bumi yang belum pernah disaksikan oleh orang Eropa sebelumnya. Dalam prosesnya, mereka mengklaim wilayah baru dan mengembangkan peta dunia yang lebih akurat. Kedua negara memimpin perkembangan imperialism Eropa, tetapi persaingan antara mereka meningkat. Untuk menghindari konflik dan pembagian kekuasaan yang kacau, mereka kembali ke solusi diplomatik melalui perjanjian tertentu.
Perjanjian yang diperiksa dalam artikel ini adalah perjanjian yang ditandatangani di kota Saragosa, Hispania (sekarang Zaragoza, Spanyol), pada tahun 1529, sekitar 40 tahun setelah Traktat Tordesillas yang asli ditandatangani.
Perjanjian Saragosa, atau Perjanjian Zaragoza, adalah perjanjian antara Kerajaan Spanyol dan Portugis yang ditandatangani pada tahun 1529, yang membagi dunia mereka baru berdasarkan garis bujur yang mengarah ke antipode dari Tanjung Verde. Perjanjian ini adalah pengembangan lebih lanjut dari Traktat Tordesillas sebelumnya dan mencakup wilayah yang belum dicakup oleh perjanjian sebelumnya, yaitu kekuasaan atas Kepulauan Maluku atau Kepulauan Rempah.
Hal utama sepakatnya dalam perjanjian ini adalah bahwa Portugal memiliki hak eksklusif untuk navigasi dan perdagangan di semua lautan dan pulau-pulau di sebelah timur garis yang ditentukan, sedangkan Spanyol memiliki hak yang sama di sebelah barat garis tersebut. Pengaturan ini memiliki implikasi global, yang berarti Spanyol dan Portugis telah membagi belahan bumi antara mereka, memberi mereka konten dan jalur laut yang tidak terganggu ke wilayah-wilayah baru.
Perjanjian Saragosa adalah momen penting dalam sejarah Eropa dan dunia. Ini ditandai dengan penyebaran kontrol kolonial dan pengaruh budaya di belahan dunia selatan dan menetapkan fondasi untuk dunia global yang lebih modern dan saling terhubung.
Perundingan dan penandatanganan perjanjian ini menunjukkan bagaimana dua kekuatan dunia pada saat itu menggunakan diplomasi dan negosiasi untuk mencegah konflik dan membagi kekuasaan secara damai. Ini juga menunjukkan sejauh mana kedua negara itu bersedia pergi untuk memperluas pengaruhnya dan mengamankan kekuatannya di dunia baru.
Pembagian kekuasaan antara Spanyol dan Portugis dilakukan melalui suatu perjanjian di kota Saragosa pada tahun 1529. Kedua negara memilih menggunakan diplomasi dan negosiasi daripada berperang untuk menghindari konflik dan memperkuat kekuasaannya di wilayah baru. Dengan perjanjian ini, kedua negara membagi belahan dunia antara mereka, mengatur jalannya sejarah dan membuka jalan bagi dunia global yang saling terhubung.
Jadi, jawabannya apa? Perjanjian Saragosa pada tahun 1529 menandai penyelesaian damai atas pembagian kekuasaan antara Spanyol dan Portugis, serta membantu membentuk dunia seperti yang kita kenal sekarang.