Bahasa merupakan suatu hal yang cukup signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahasa bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga menjadi simbol identitas dan berarti pembentuk rasa nasionalisme. Namun, di era globalisasi dan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, penggunaan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, semakin merajalela dan tak jarang mendominasi banyak aspek dalam kehidupan masyarakat. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah penggunaan bahasa asing menurunkan rasa nasionalisme?
Peningkatan penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda, sering kali disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah semakin beragamnya tuntutan profesional dan kompetensi global. Bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, kemudian menjadi kebutuhan utama untuk dapat bersaing di dunia kerja dan berkembang dalam karir.
Hal lain yang mendukung dominasi bahasa asing adalah pengaruh media massa dan teknologi. Melalui film, musik, atau media sosial, banyak orang terbiasa dengan kosakata dan frasa bahasa asing—terutama Bahasa Inggris—hingga sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, apakah penggunaan bahasa asing ini benar-benar menurunkan rasa nasionalisme seseorang? Menurut beberapa ahli, nasionalisme bukan hanya sekadar penggunaan bahasa, tetapi lebih pada penghargaan dan upaya mempertahankan identitas budaya dan sejarah bangsa. Banyaknya penggunaan bahasa asing tidak selalu berarti penurunan nasionalisme. Sebaliknya, penguasaan bahasa asing justru dapat membantu individu memahami dan menghargai perbedaan budaya, sambil tetap mempertahankan identitas dan cinta mereka terhadap tanah air.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa menjaga bahasa ibu dan budaya lokal tetaplah penting. Dalam konteks ini, pemerintah dan pendidikan memegang peranan penting dalam memastikan keberlanjutan dan pengakuan atas bahasa dan budaya lokal.
Kesadaran individu juga memegang peran penting. Seseorang perlu memahami bahwa menggunakan bahasa asing tidak berarti menolak bahasa dan budaya sendiri. Perlu ada keseimbangan antara penguasaan bahasa asing dan penghargaan terhadap bahasa ibu.
Jadi, jawabannya apa? Penggunaan bahasa asing tidak selalu menurunkan rasa nasionalisme asalkan individu tersebut tetap menghargai dan menjaga identitas budaya dan sejarah bangsanya sendiri. Penggunaan bahasa asing perlu diimbangi dengan penghargaan dan pemeliharaan bahasa dan budaya nasional. Dengan begitu, nasionalisme dan globalisasi dapat berjalan seiring dan sejalan.