Salah satu permainan tradisional yang penuh kenangan bagi anak-anak sepuluh hingga dua puluh tahun lalu adalah kelereng. Permainan kelereng memadukan keterampilan dan strategi, dan menjadi adegan umum di halaman sekolah atau di lingkungan perumahan. Kisah kali ini berfokus pada sekelompok teman; Rudi, Bima, Sultan, Jaka, dan Satriya yang berencana hari besar bermain kelereng.
Rudi, yang tampaknya paling dominan dalam permainan ini, memiliki koleksi 120 kelereng. Dalam semangat berbagi dan persahabatan, Rudi memutuskan untuk membagikan sejumlah kelerengnya kepada teman-temannya. Bima menjadi yang pertama menerima bagian, kemudian Sultan mendapatkan 30% dari jumlah total kelereng, dan kemudian Jaka, yang mendapatkan 0,15 bagian dari seluruh koleksi.
Setelah membagikan kelereng ke Bima, Sultan, dan Jaka, Rudi dan Satriya memutuskan untuk membagi sisa kelereng sama rata antara mereka berdua. Sebagai puncak dari kegiatan berbagi ini, Satriya kemudian memberikan kembali 10 kelereng ke Rudi.
Setelah semua pembagian dan pertukaran ini, tidak mengherankan jika pembaca bertanya, berapakah selisih paling banyak antara kelereng yang dimiliki Rudi dengan kelereng milik masing-masing temannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama kita perlu menghitung persis berapa jumlah kelereng yang dibagikan Rudi, dan kemudian berapa banyak yang masih dimilikinya setelah semua transaksi tersebut.
Rincian perhitungan dan penguraian pasarannya akan sangat berguna untuk memberikan gambaran yang lebih rinci dan untuk menjawab pertanyaan ini dengan jelas dan akurat. Sehingga siswa terkait, dan pengguna parlayan lainnya, dapat memahami dengan sempurna bagaimana penyelesaian dari pertanyaan ini. Dalam prosesnya, kita akan menemukan berapa selisih kelereng yang dimiliki Rudi dibandingkan dengan kelereng yang dimiliki teman-temannya.