Hajar Aswad, atau Batu Hitam, merupakan salah satu elemen penting dalam tradisi Islam, terletak di sudut Ka’bah di Mekkah. Pemindahan Hajar Aswad menjadi masalah besar ketika orang-orang Quraisy memutuskan untuk membangun kembali Ka’bah setelah rusak karena banjir. Dalam kisah ini, Nabi Muhammad memainkan peran penting dalam menyelesaikan dilema, dan beberapa sifat beliau yang tampak dalam proses tersebut adalah:
1. Diplomatis
Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok diplomatik yang bijaksana. Ketika muncul ketegangan di antara suku-suku arab yang berbeda, karena masing-masing ingin mendapatkan kehormatan untuk memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya, Nabi Muhammad meredam situasi dengan jalan tengah yang adil dan bertujuan menjaga persatuan.
2. Adil
Nabi Muhammad adalah figure yang dikenal dengan keadilannya. Dalam situasi tersebut, beliau menciptakan solusi dengan menyarankan bahwa setiap pemimpin dari setiap suku mengangkat selembar kain, di mana Hajar Aswad diletakkan di tengah. Kemudian, semua pemimpin tersebut bersama-sama mengangkat kain itu dan membawa Hajar Aswad ke tempatnya. Hal ini menunjukkan betapa beliau berusaha menjaga hak dan martabat semua suku yang terlibat.
3. Bijaksana
Bijaksana adalah kata yang sempurna mendefinisikan Nabi Muhammad dalam menyelesaikan persoalan ini. Dengan cara ini, tidak ada suku yang merasa direndahkan atau ditinggalkan. Setiap suku dapat berpartisipasi dalam upacara ini, sehingga kehormatan semua suku dapat terjaga. Solusi yang disarankan oleh Nabi Muhammad tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga menjaga perdamaian dan persatuan di antara suku-suku yang ada.
4. Pemimpin yang Tegas
Ketika tiba waktunya untuk memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya di Ka’bah, adalah Nabi Muhammad sendiri yang melakukan tugas itu. Ini menunjukkan kedudukannya sebagai pemimpin yang tegas dan dihormati. Beliau membuktikan bahwa pemimpinan yang efektif bukan hanya tentang membuat keputusan, tetapi juga melibatkan diri dalam tindakan.
Melalui peristiwa bersejarah ini, hikmah dan sifat-sifat Nabi Muhammad dapat tetap relevan bagi kita semua, sebagai contoh bagaimana menyelesaikan konflik dengan diplomasi, keadilan, dan kebijaksanaan.