Bani Umayyah merupakan dinasti kedua yang menguasai wilayah Islam setelah Bani Hashim. Mereka berkuasa selama kurang lebih 90 tahun dimulai dari tahun 661M hingga 750M. Sejumlah khalifah berpengaruh menaungi zaman keemasan Islam ini, namun perlu diketahui juga, ada beberapa tokoh yang kerap dianggap sebagai khalifah dalam masa Bani Umayyah, tetapi sebenarnya tidak demikian. Maka, berikut adalah khalifah yang memerintah zaman Bani Umayyah, kecuali:
Muawiyah II
Muawiyah II sebenarnya tidak pernah berkuasa sebagaimana khalifah sejati. Tidak seperti khalifah-khalifah lainnya, peran dan pengaruhnya dalam sejarah Islam kurang signifikan, dan hampir tidak ada catatan historis yang menyebutkannya sebagai pemimpin utama. Ia menduduki jabatan hanya beberapa bulan setelah ayahnya, Yazid I, berkuasa dan meninggal dalam situasi yang mengharukan.
Ibnu Zubayr
Ibnu Zubayr, adalah tokoh lain yang sering digambarkan sebagai khalifah Bani Umayyah, tetapi sebenarnya bukan. Dia adalah seorang sahabat dan juga anggota klan Bani Hashim yang sangat aktif dalam penentangan terhadap Bani Umayyah. Dia bahkan pernah mendirikan pemerintahan sendiri di Mekkah sebagai bentuk perlawanan terhadap Bani Umayyah. Kekuasaan dan pengaruhnya tidak mencapai seluruh penjuru wilayah Islam dan dia akhirnya tewas dalam pengepungan Mekkah oleh tentara Bani Umayyah.
Khalifah Bani Abbas
Khalifah-khalifah dari Bani Abbas yang berkuasa setelah Bani Umayyah juga sering dikelirukan sebagai bagian dari khalifah Bani Umayyah. Padahal, Bani Abbas adalah dinasti berikutnya yang mengambil alih helm kepemimpinan Islam setelah Bani Umayyah. Mereka menguasai dari tahun 750M hingga 1258M. Khalifah Bani Abbas tetap merupakan bagian penting dalam sejarah Islam, yang memberi klaim mereka sebagai khalifah sebagai asumsi yang salah.
Meskipun sulit mencari satu nama khalifah yang kemudian merangkum satu karakter, sejarah telah mencatat sejumlah tokoh yang sebenarnya bukan khalifah dari Bani Umayyah. Dengan mengetahui hal ini, kita akan lebih memahami bagaimana sejarah Islam berkembang dan bagaimana berbagai dinasti memberikan kontribusinya pada perkembangan peradaban.
Jadi, jawabannya apa? Kita harus selalu berhati-hati dalam memahami sejarah dan menjaga agar tidak salah dalam menafsirkan tokoh dan peristiwa penting.