Pemahaman bermakna dirancang untuk memastikan bahwa pembaca tidak hanya mentransfer informasi dari teks ke otak mereka, tetapi mereka juga memahaminya dan mampu mengaitkannya dengan apa yang sudah mereka ketahui. Ada berbagai kriteria yang digunakan untuk menilai apakah pemahaman bermakna telah tercapai atau tidak. Namun, ada juga beberapa pernyataan yang sering disalahartikan sebagai kriteria pemahaman bermakna, padahal sebenarnya tidak.
Pernyataan yang Bukan Kriteria Pemahaman Bermakna
- Memiliki Ingatan yang Baik
Meskipun memiliki ingatan kuat dapat membantu proses belajar, ini bukanlah indikator utama pemahaman bermakna. Seorang individu dapat menghafal informasi tanpa benar-benar memahaminya.
- Cepat dalam Membaca
Kecepatan membaca tidak menunjukkan pemahaman. Seorang individu dapat membaca teks dengan cepat tanpa memahami makna yang tersurat dan tersirat di dalamnya.
- Dapat Menjawab Pertanyaan setelah Membaca
Meskipun ini seringkali menjadi bagian dari evaluasi pemahaman bacaan, kemampuan untuk menjawab pertanyaan sesudah membaca belum tentu berarti telah terjadi pemahaman bermakna. Seringkali, jawaban yang diberikan lebih berdasarkan ingatan daripada pemahaman mendalam tentang materi.
- Menghasilkan Rangkuman yang Panjang
Rangkuman yang panjang dan detail bukan berarti pemahaman yang mendalam. Terkadang, seseorang yang bisa merangkum informasi dengan singkat dan tetap mencakup poin utama memahami lebih baik daripada mereka yang rangkumannya lebih panjang.
- Mampu Mengulang Informasi dengan Kata-kata Sendiri
Meskipun ini dapat menjadi tanda pemahaman, ini juga bisa menjadi tanda seseorang hanyalah pandai parafrase tanpa benar-benar memahami konten.
Dalam menentukan pemahaman bermakna, hal paling penting adalah apakah seseorang dapat mengaitkan informasi baru dengan informasi lama dalam struktur kognitif mereka. Jadi, sebenarnya apa jawabannya? Pemahaman bermakna adalah tentang menghubungkan, menafsirkan, dan memahami informasi, bukan sekedar hafalan atau pengulangan.