Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri seseorang sejak lahir dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Melindungi hak asasi manusia merupakan kewajiban dari setiap individu dan negara.
Akan tetapi, kita sering mendengar berita tentang pelanggaran HAM di berbagai belahan dunia, termasuk juga di Indonesia. Sebagai respons, berbagai tindakan dilakukan oleh negara-negara dan lembaga-lembaga HAM internasional untuk mengatasi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM.
Namun, ternyata tidak semua tindakan dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya pelanggaran HAM. Berikut ini adalah contoh beberapa tindakan yang sebenarnya tidak(include) termasuk cara yang tepat untuk mengatasi pelanggaran HAM:
Balas Dendam atau Aksi Kekerasan Balik
Dalam menghadapi pelanggaran HAM, balas dendam atau melakukan aksi kekerasan balik bukanlah solusi yang tepat. Tindakan ini hanya akan memperburuk kondisi dan mungkin akan memicu siklus kekerasan yang berkelanjutan.
Meninggalkan Pelanggar Hukum Tanpa Hukuman
Tidak cukup hanya dengan mengidentifikasi pelaku pelanggaran HAM, tetapi mereka juga harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Jika dibiarkan tanpa hukuman, hal ini akan menciptakan kesan bahwa pelanggaran HAM merupakan tindakan yang dapat diterima.
Mengesampingkan Hukum
Untuk melawan pelanggaran HAM, kita harus memperhatikan penegakan hukum, bukan mengesampingkannya. Proses penegakan hukum harus dilakukan secara adil dan transparan.
Mengabaikan korban
Bagi korban pelanggaran HAM, penting untuk mendapatkan restitusi dan pemulihan, baik secara fisik maupun psikologis. Mengabaikan kondisi korban dan kebutuhan mereka bukanlah cara yang tepat untuk mengatasi pelanggaran HAM.
Dalam konteks ini, penting untuk diingat bahwa tujuan utama perlindungan HAM adalah menghormati martabat dan hak-hak setiap individu. Oleh karena itu, tindakan apa pun yang diambil harus selaras dengan tujuan ini.
Jadi, jawabannya apa? Dalam mengatasi pelanggaran HAM, kita perlu melakukan tindakan yang sesuai dan sejalan dengan nilai-nilai HAM itu sendiri. Tindakan yang melanggar nilai-nilai tersebut, seperti balas dendam, meninggalkan pelanggar hukum tanpa hukuman, mengesampingkan hukum, dan mengabaikan korban, sebenarnya bukan cara yang tepat untuk menangani pelanggaran HAM.